Fakultas Dakwah
IAIN Sunan Ampel Surabaya
copyright@2011
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I: Karakter Skripsi Manajemen Dakwah
A. Materi Penulisan Skripsi
B. Jenis Skripsi Manajemen Dakwah
BAB II: Sistematika Penulisan Skripsi
A. Matriks Proposal Skripsi
B. Proposal Skripsi
C. Skripsi Penelitian Kualitatif
D. Skripsi Penelitian Kuantitatif
E. Skripsi Penelitian Kepustakaan
BAB III: Fisikasi dan Format Penulisan Skripsi
A. Fisikasi Skripsi
1. Jenis dan Ukuran Kertas
2. Jenis Huruf dan Ukuran Huruf
3. Batasan Halaman Skripsi
4. Spasi
5. Warna cover
B. Teknik Pendukung Penulisan Skripsi
1. Sistematika bab dan subbab
2. Kutipan
3. Catatan kaki
4. Daftar pustaka
5. Transliterasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur keharibaan Allah SWT dan salam sejahtera terhaturkan buat Muhammad SAW.
Sudah teramat jelas bahwa profil mahasiswa/i Jurusan Manajemen Dakwah, di samping sebagai pencari ilmu, adalah para peneliti muda kita di masa sekarang. Tuntutan era selalu meminta hasil-hasil riset manajemen yang berkelas dan ter-update. Dari merekalah, kita berharap agar penelitian manajemen selalu bergairah.
Buku pedoman penulisan skripsi ini adalah bagian terpenting untuk menyeragamkan penelitian mahasiswa/i Jurusan Manajemen Dakwah. Tentu topik penelitian manajemen tidak akan pernah seragam karena akan terus berkembang, namun corak dan karakter penulisan skripsi Manajemen Dakwah memiliki esprit de corps tersendiri. Buku ini diharapkan menjadi acuan dan arahan teknis bagi semua mahasiswa/i Jurusan Manajemen Dakwah ketika menulis skripsi sebagai tugas akhir.
Semoga buku ini bisa memberikan energi positif bagi perkembangan penelitian manajemen. Teruslah meneliti dan meneliti, karena dari sanalah kita bisa saling memberi untuk hidup yang lebih teratur.
Surabaya, 01 Januari 2011
Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,
Drs. Abd. Rahman Chudlori, MM
NIP. 195111041980031001
BAB I
KARAKTER SKRIPSI MANAJEMEN DAKWAH
A. Materi Penulisan Skripsi
Materi penulisan skripsi di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya dikembangkan sesuai dengan bidang studi yang secara formal dan material dipelajari pada masing-masing jurusan/program studi. Penelitian bagi mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah, misalnya, berkisar atas penelitian yang ada pada materi-materi yang telah diterima dalam kompetensi utama pada konsentrasi Kewirausahaan Islam dan Kelembagaan Islam. Dalam prosesnya, judul atau masalah yang diangkat hendaknya didasarkan pada area of interest atau minat mahasiswa dengan mengacu pada semua matakuliah kemanajerialan yang diperoleh selama studi di jurusan Manajemen Dakwah. Secara singkat, permasalahan yang bisa dijadikan bahan penelitian Manajemen Dakwah bisa dilihat dalam framework di gambar 1.1.
Framework dalam gambar 1.1. merupakan rangkuman seluruh matakuliah kemanajerialan di jurusan Manajemen Dakwah yang dibuat dengan menggunakan kurikulum tahun 2007; yang kemudian ditransformasi menjadi kumpulan topik-topik penelitian. Desain framework ini dibuat atas asumsi bahwa mahasiswa sudah mempelajari matakuliah-matakuliah tersebut sehingga nantinya bisa memudahkan mahasiswa dalam melakukan penelitian karena sudah menguasai kompetensi dasar. Tentu framework itu hanyalah menjadi alat bantu visual mahasiswa saja untuk merangsang munculnya topik penelitian. Masih banyak topik-topik manajemen yang belum tercakup dalam framework itu. Selain difungsikan sebagai acuan sederhana, framework itu nanti pasti akan berubah terus seiring dengan perkembangan kurikulum jurusan Manajemen Dakwah.
Untuk mengantisipasi dan beradaptasi atas derasnya perubahan ilmu manajemen, jurusan memberikan keleluasaan kepada mahasiswa dalam menentukan tipe organisasi sebagai obyek penelitian, tidak terbatas lagi hanya pada institusi atau lembaga yang berlabelkan Islam saja. KBIH, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), Bank Muamalah, Islamic Center, Pondok Pesantren, Kementerian Agama, Yayasan Islam, dsb; adalah contoh obyek penelitian dengan label Islam yang lazim dilakukan mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah selama ini. Padahal di sisi lain, matakuliah-matakuliah yang diberikan kepada mahasiswa selama ini ternyata juga menekankan pada studi kasus atas praktek manajerial di sebuah perusahaan atau organisasi yang tidak mengusung label Islam. Oleh karenanya, mahasiswa diharapkan untuk bisa melakukan penelitian di lembaga atau perusahaan-perusahaan akseleratif seperti Astra, Habibie Foundation, detik.com, majalah Info Franchise, Indomaret, KFC, Universitas Indonesia, Universitas Ciputra, Kementerian Keuangan, dsb; agar bisa mengetahui tipologi manajemen-manajemen perubahan yang terjadi di semua jenis organisasi. Hal ini perlu dibudayakan agar lulusan Manajemen Dakwah bisa memiliki competitive advantage dan sanggup bersaing secara terbuka dengan alumni-alumni kampus jurusan manajemen yang lain.
Ciri khas yang paling membedakan penulisan skripsi jurusan Manajemen Dakwah dengan jurusan Manajemen di kampus-kampus lain adalah adanya kajian khusus tentang pembahasan teoritik perspektif Islam. Ketika meneliti tentang topik apapun tentang manajemen dan entrepreneurship, mahasiswa diwajibkan untuk mencantumkan ruang untuk telaah teori dan konsep menurut pandangan Islam, yang didasarkan atas teks klasik, baik al-Quran atau Hadits. Sebagai misal, bilamana meneliti tentang sistem perencanaan di sebuah perusahaan tertentu, maka mahasiswa wajib memberikan telaah teoritis, bagaimana Islam (al-Qur’an atau Hadits) memandang praktek perencanaan.
Penempatan telaah teoritis menurut Islam ini ditaruh dalam ‘bab II: kajian Teoritik’ di dalam sub-bab ‘Kerangka Teoritik’.
B. Jenis Skripsi Manajemen Dakwah
Pada dasarnya ada dua jenis penelitian yang bisa dipilih mahasiswa; penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research).
Penelitian lapangan adalah riset yang lazim dilakukan dengan mengambil sebuah atau beberapa objek penelitian. Untuk konteks manajemen, pengertian objek di sini adalah segala jenis organisasi; baik yang profit atau non-profit, baik yang negeri atau yang swasta, baik yang open system atau masih menggunakan closed system.
Penelitian lapangan ini kemudian dikategorikan menjadi dua jenis, yakni kualitatif dan kuantitatif. Watak dasar dari penelitian kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori. Idealnya, mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah harus bisa melakukan riset yang kemudian menelorkan sebuah teori baru. Sebaliknya, pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.
Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, berubah-ubah, dan berkembang seiring dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka. Lain halnya dengan desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, desain atau proposal penelitiannya harus terstruktur, bersifat spesifik, detail, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya.
Sementara itu, skripsi yang berupa penelitian kepustakaan adalah riset literatur yang pijakan data-datanya berdasarkan atas karya tertulis, mulai dari buku, jurnal, surat kabar, pamflet, iklan, manuskrip, info resmi di internet, termasuk juga hasil-hasil penelitian baik yang telah atau belum dipublikasikan.
Contoh judul jurusan Manajemen Dakwah yang bisa dijadikan acuan adalah:
Penelitian Lapangan:
a. Studi Kualitatif:
· Kepemimpinan Transaksional atau Kepemimpinan Transformatif (Analisa gaya kepemimpinan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya periode 2009-2013)
· Analisis Job Design di Divisi Human Resource and Development Lembaga Riset Manajemen Indonesia
· Manajemen Konflik (Studi Kasus Konflik di Yayasan Masjid Besar al-Fudlola Porong Sidoarjo)
· Pricing Strategy terhadap Produk di Perusahaan Brownies Kukus Amanda Cabang Surabaya
· Implementasi Etika Bisnis melalui Corporate Social Responsibility di PT. Djarum Surabaya
b. Studi Kuantitatif:
· Studi korelasi antara Sistem Absensi finger print dan Kualitas Kinerja Pegawai Fakultas Ekonomi UIN Sunan Ampel Surabaya
· Pengaruh Image Building terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Outlet Rabbani di Darmawangsa Surabaya)
· Hubungan antara Sistem Remunerasi dan Performance Appraisal dengan Kinerja Individu (Studi Kasus di Ditjen Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia)
· Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pendapatan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Citra Bekisar Surabaya
· Manajemen Pemasaran Perguruan Tinggi (Kontribusi Kepemimpinan, Kinerja Dosen, dan Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Mahasiswa serta Dampaknya pada Loyalitas Mahasiswa di IAIN Sinan Ampel Surabaya)
Studi Kepustakaan:
· Teori Learning Organisation dari masa ke masa (Studi literatur teori-teori kontemporer tentang ‘organisasi pembelajar’)
· Teori Motivasi dalam Perspektif Islam (Kajian Teoritik Motivasi dalam Kitab Suci Al-Qur’an)
· Teori Kepemimpinan Situasional Paul Hersey-Kenneth Blanchard dan Perilaku Kepemimpinan Muhammad SAW
· Konsep Pendelegasian Wewenang di Masa Nabi Muhammad SAW (Telaah Teks Hadits-Hadits Nabawi)
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
A. MATRIKS PROPOSAL SKRIPSI
Secara umum, dapat dijelaskan bahwa masalah yang akan diajukan mahasiswa di dalam proposalnya adalah problema kontemporer yang sesuai dengan lingkup kelimuan manajemen atau entreprenurship. Topik penelitian dan kerangka teori yang digunakan untuk melihat permasalahan tersebut sebaiknya adalah topik dan teori yang relatif baru. Dengan lain perkataan, jurusan Manajemen Dakwah menekankan agar masalah-masalah yang hendak diteliti oleh mahasiswa adalah masalah-masalah kekinian (aktual) yang terjadi di masyarakat.
Matriks proposal skripsi adalah langkah awal yang formal bagi mahasiswa yang hendak menyusun skripsi. Matriks hanyalah berupa form usulan skripsi yang didesain untuk menguraikan secara singkat dan lugas tentang alasan utama pengambilan judul skripsi. Untuk jurusan Manajemen Dakwah, fisikasi matriks skripsi ditulis secara singkat dalam huruf standard akademik (Times New Roman, Tahoma, atau Candara), ukuran huruf 12, kertas A4, maksimal 3 halaman, 1 spasi, margin kertas (kanan 4 cm, atas 4 cm, kiri 3 cm, bawah 3 cm).
Contoh matriks skripsi jurusan Manajemen Dakwah bisa dilihat sebagaimana terlampir di bagian akhir buku pedoman ini (lampiran 1). Secara singkat, matriks ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
Matriks Skripsi Manajemen Dakwah |
A. Latar Belakang Masalah |
B. Rumusan Masalah |
C. Judul Penelitian |
D. Metode Penelitian |
E. Hasil Penelitian Terdahulu dan Referensi Terkait |
Penjelasan dan panduan penulisan tentang masing-masing bagian dalam matriks skripsi jurusan Manajemen Dakwah adalah:
A. Latar Belakang Masalah
Khusus untuk matriks, penulisan latar belakang permasalahan tidak perlu dibuat bertele-tele. Hendaknya diitulis secara singkat saja mengenai alasan yang mendasari pemilihan tema penelitian dan organisasi yang dijadikan objek kajian.
1) Selalu mulai dengan ‘menemukan masalah’ dan uraikan masalah tersebut dengan bahasa yang lugas.
2) Bobot permasalahan bisa dilihat antara lain melalui;
a) Ketidaksesuaian antara praktek organisasi yang hendak anda teliti dengan teori yang anda pelajari.
b) Keunikan sebuah sistem manajemen sehingga nanti dirumuskan menjadi teori yang baru.
c) Kegagalan sebuah sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, mesti harus muncul solusi dan saran untuk perbaikan ke depan.
d) Kesuksesan sebuah sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, harapannya menjadi benchmarking atau acuan buat organisasi yang lain.
3) Organisasi yang hendak diteliti seyogyanya diperkenalkan secara singkat dan dijelaskan pula keterkaitan profil organisasi yang bersangkutan itu dengan masalah penelitian.
B. Rumusan Masalah
1) Masalah penelitian harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan; dan masih terkait dengan latar belakang permasalahan di awal.
2) Jumlah pertanyaan tidak harus satu, tetapi disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan penelitian.
3) Pertanyaan penelitian dibuat sesingkat dan sejelas mungkin sehingga memudahkan dalam proses penyesuaian antara hasil akhir penelitian dengan rumusan masalah .
C. Judul Penelitian
Judul penelitian didesain sejelas mungkin dan tidak menimbulkan persepsi pada pembaca bahwa jawaban akhir penelitian seolah-olah sudah ditemukan sebelum penelitian dilaksanakan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui ketika mahasiswa akan membuat judul skripsi, yaitu:
1) Judul skripsi tidak diperkenankan menggunakan singkatan saja. Misalnya MD, harus diketik Manajemen Dakwah. Kalaupun menggunakan singkatan, tetap perlu juga menampilkan kepanjangannya. Sebagai contoh, Konsep Total Quality Management (TQM) di perusahaan Manajemen Dakwah Corporation.
2) bilamana menggunakan sub judul (bagian bawah), maka sub judul itu merupakan penegasan/fokus penelitian, bukan merupakan pengulangan kata dari Judul utama. Judul yang bisa dijadikan contoh adalah “Manajemen Operasional Koperasi (Studi tentang Pengelolaan Dana Unit Simpan Pinjam di Koperasi Pegawai RI Aneka Usaka Pusat Veterinaria Farma Surabaya)”
D. Metode Penelitian
Menguraikan secara singkat tentang;
1) Jenis penelitian yang dipilih.
2) Pendekatan penelitian.
3) Proyeksi teknik penggalian data.
4) Proyeksi teknik pengolahan dan analisa data.
E. Hasil Penelitian Terdahulu dan Referensi Terkait
Hendaknya mencantumkan riset terdahulu yang dianggap memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Uraikan pula letak perbedaan dan persamaannya. Kemudian lampirkan sejumlah referensi utama (minimal 5) yang nanti membantu proses penulisan penelitian.
B. PROPOSAL SKRIPSI
Pada dasarnya, proposal penelitian adalah rancangan atau rencana yang disusun oleh seorang peneliti untuk melakukan penelitian. Dalam proposal ini, peneliti menjelaskan apa saja yang akan dilakukannya agar ia berhasil mencapai tujuan penelitiannya. Si peneliti, misalnya dapat menjelaskan alasan ilmiah mengapa penting melakukan penelitian pada topik atau permasalahan yang ia pilih. Ia juga dapat memformulasikan dengan baik pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan yang ingin ia cari jawabannya di dalam penelitian. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah si peneliti dapat menerangkan cara-cara (metode) yang akan diterapkannya agar dapat menjawab pertanyaan penelitian yang telah dibuatnya dengan baik. Dengan kata lain, proposal ini harus dibuat oleh si peneliti dengan sebaik mungkin agar orang atau lembaga yang terkait dengan penelitian itu benar-benar memahami pentingnya penelitian itu dilakukan, sehingga orang atau lembaga tersebut mendukung untuk dilaksanakannya penelitian tersebut.
Dalam penyusunan proposal, proses pembimbingan semestinya sudah harus berjalan. Di tahap ini, mahasiswa sudah dapat memulai konsultasi dengan dosen pembimbingnya. Mahasiswa menyiapkan proposalnya, sementara dosen pembimbing berusaha untuk membantu melihat kekurangan dan kelebihan proposal tersebut. Dalam aspek kekurangannya, tentu dosen pembimbing dapat memberikan saran-saran kepada mahasiswa terbimbing agar dapat melakukan perbaikan-perbaikan. Akan tetapi, dalam aspek yang sudah baik, tentunya pembimbing dapat menguatkannya. Mahasiswa diharapkan untuk mengikuti saran-saran yang diberikan oleh dosen pembimbingnya. Bagaimanapun juga, proses pembimbingan yang dimulai dari pembuatan proposal hingga penyusunan skripsi dimaksudkan untuk mengarahkan riset mahasiswa menjadi penelitian yang berkualitas.
Sistematika penyusunan proposal skripsi jurusan Manajemen Dakwah adalah sebagai berikut:
Penelitian Lapangan (field research) | Penelitian Kepustakaan (library research) | |
Kualitatif | Kuantitatif | |
A. Latar Belakang Masalah | A. Latar Belakang Masalah | A. Latar Belakang Masalah |
B. Rumusan Masalah | B. Rumusan Masalah | B. Rumusan Masalah |
C. Tujuan Penelitian | C. Tujuan Penelitian | C. Tujuan Penelitian |
D. Manfaat Penelitian | D. Manfaat Penelitian | D. Manfaat Penelitian |
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan | E. Penelitian Terdahulu yang Relevan | E. Penelitian Terdahulu yang Relevan |
F. Definisi Konsep | F. Definisi Operasional | F. Definisi Konsep |
G. Kerangka Teori | G. Kerangka Teori | G. Kerangka Teori |
H. Metode Penelitian 1) Pendekatan dan Jenis Penelitian 2) Objek Penelitian 3) Jenis dan Sumber Data 4) Tahap-Tahap Penelitian 5) Teknik Pengumpulan Data 6) Teknik Analisis data 7) Teknik Validitas Data | H. Hipotesis | H. Metode Penelitian 1) Pendekatan dan Jenis Penelitian 2) Jenis dan Sumber Data 3) Teknik Analisis data |
I. Sistematika Pembahasan | I. Metode Penelitian 1) Pendekatan dan Jenis Penelitian 2) Objek Penelitian 3) Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 4) Variabel dan Indikator Penelitian 5) Tahap-Tahap Penelitian 6) Teknik Pengumpulan Data 7) Teknik Analisis data 8) Teknik Validitas Data | I. Sistematika Pembahasan |
J. Jadwal Penelitian | J. Sistematika Pembahasan | J. Jadwal Penelitian |
K. Jadwal Penelitian |
Penjelasan mengenai isi dari masing-masing proposal tersebut bisa dilihat pemaknaannya pada bagian selanjutnya yang mengulas tentang sistematika penulisan skripsi penelitian kualitatif ataupun kuantitatif.
C. SKRIPSI PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistic kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian semacam ini cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan, oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif kebanyakan disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri alamiahnya. Untuk jurusan Manajemen Dakwah, desain skripsi yang menggunakan pendekatan kualitatif ditulis dengan sistematika sebagaimana berikut :
Bagian Awal |
Judul Penelitian (sampul) Persetujuan Dosen Pembimbing Pengesahan Tim Penguji Motto dan Persembahan Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas Skripsi Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Grafik lainnya (jika perlu) |
Bagian Inti |
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II: KAJIAN TEORETIK
o Perspektif Islam (sub-bab khusus) BAB III: METODE PENELITIAN
BAB IV: HASIL PENELITIAN
BAB V: PENUTUP
|
Bagian Akhir |
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran: (instrumen penelitian seperti pedoman wawancara, pedoman observasi, transkrip hasil wawancara; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll) Biografi peneliti |
Penjelasan dan panduan penulisan tentang masing-masing bagian dalam skripsi kualitatif jurusan Manajemen Dakwah adalah sebagai berikut:
a. Bagian Awal
Halaman Judul Penelitian
Halaman Judul (sampul luar dan dalam) berisi (1) Judul skripsi secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital (untuk sub judul diketik dengan huruf kecil) (2) Teks skripsi berbunyi “Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) (3) Nama dan Nomor Induk Mahasiswa, diketik dengan huruf Kapital (4) Nama lengkap Institut, Fakultas dan Jurusan Manajemen Dakwah, diketik dengan huruf Kapital (5) bulan dan tahun lulus ujian, diketik dengan huruf kapital (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing
Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah (1) teks Skripsi oleh ……….. ini disetujui dan siap untuk diuji (2) Nama kota, tanggal, bulan serta tahun persetujuan (3) Nama lengkap dosen pembimbing dan Nomor Induk Pegawai (NIP). (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Pengesahan Tim Penguji
Hal-hal yang dicantumkan pada lembar pengesahan ini adalah (1) teks skripsi oleh ….. telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi (2) nama kota, tanggal, bulan dan tahun pengujian (3) teks, Mengesahkan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Dekan (nama lengkap dan NIP) (4) nama lengkap dan NIP tim penguji, yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Penguji I dan Penguji II (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Motto dan Persembahan
Lembar sebaiknya dijadikan satu halaman dan berisi (1) motto penulis skripsi, dapat diambil dari ayat suci al-Qur’an, Hadith, kata mutiara, kalimat bijak yang memotivasi dari pemikiran tokoh atau yang lain, dengan catatan harus dicantumkan sumbernya dan memiliki kesinambungan dengan topik skripsi (2) persembahan penulis skripsi yang ditujukan pada seseorang atau yang lain, dan diupayakan maksimal 30 kata. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas Skripsi
Halaman ini berisi pernyataan secara legal formal bahwa: (a) skripsi tersebut belum pernah diajukan kepada lembaga pendidikan tinggi mana pun untuk mendapatkan gelar akademik apapun, (b) skripsi tersebut benar-benar hasil karya mandiri penulis dan bukan merupakan jiplakan atau plagiasi atas karya orang lain, dan (c) penulis bersedia menanggung semua konsekuensi hukum bila ternyata di kemudian hari diketahui atau terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa skripsi tersebut merupakan hasil plagiasi. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Abstrak
Kata ‘Abstrak’ ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan: nama penulis koma, tahun kelulusan titik. Judul Skripsi dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dangan titik. Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi yang mencakup (1) masalah yang diteliti (dengan kalimat tanya, sebagaimana dalam rumusan masalah), (2) metode yang digunakan, (3) hasil penelitian dan (4) kesimpulan. Teks abstrak diketik dengan spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari 1 (satu) halaman kertas A4 (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Kata Pengantar
Dalam kata pengantar, dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi dan atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan penulisan skripsi. Tulisan ‘kata pengantar’ diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman. Ucapan terima kasih yang ada pada kata pengantar ini sebaiknya hanya ditujukan kepada mereka yang benar-benar terkait dengan penelitian, seperti dosen pembimbing, key informan dan yang lainnya (jadi tidak semua orang diberikan ucapan terima kasih). Pada bagian akhir (pojok kanan bawah) dicantumkan kata ‘Penulis’ tanpa menyebut nama terang. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat Judul bab, judul sub bab, dan judul anak sub bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital. Sedangkan sub bab dan anak sub bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital dengan spasi tunggal. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Untuk penulisan daftar tabel menggunakan angka arab, dengan ketentuan angka bagian pertama mengisyaratkan bab, dan angka bagian kedua mengisyaratkan nomor tabel. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan lainnya diberi jarak dua spasi. Untuk penulisan daftar gambar menggunakan angka arab, dengan ketentuan angka bagian pertama mengisyaratkan bab, dan angka bagian kedua mengisyaratkan nomor gambar. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Daftar Grafik lainnya
Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna essensial (misalnya singkatan atau lambang lainnya), maka perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang itu.
b. Bagian Inti
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu dalam pendahuluan memuat:
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan (idealitas dan realitas) baik kesenjangan teoretik maupun praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian lain, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman-pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti, serta alasan rasional ketertarikan peneliti untuk melakukan riset tentang topik yang dijadikan fokus penelitian. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Sebagaimana yang sudah sekilas disinggung di sub kajian tentang matriks, bobot permasalahan bisa dilihat antara lain melalui; (1) ketidaksesuaian antara praktek organisasi yang hendak anda teliti dengan teori yang anda pelajari. (2) keunikan sebuah sistem manajemen sehingga nanti dirumuskan menjadi teori yang baru. (3) kegagalan sebuah sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, mesti harus muncul solusi dan saran untuk perbaikan ke depan. (4) kesuksesan sebuah sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, harapannya menjadi benchmarking atau acuan buat organisasi yang lain.
B. Rumusan Masalah
Bagian ini berisi tentang fokus apa yang akan diteliti dan rumusan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkap di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ini harus selaras dengan alasan-alasan yang dikemukakan di dalam latar belakang penelitian. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat dan jelas yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya dan dapat diuji secara empiris.
Contoh : skripsi dengan judul “Implementasi etika bisnis melalui corporate social responsibility (CSR) di PT Djarum Surabaya” bisa menggunakan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apakah bentuk-bentuk kegiatan corporate social responsibility (CSR) di PT Djarum Surabaya?
2) Bagaimanakah PT Djarum Surabaya menerapkan etika bisnis melalui corporate social responsibility (CSR)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan mengacu pada isi dan rumusan masalah. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedang rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh, dengan menggunakan rumusan masalah diatas, dapat ditulis tujuan penelitian yaitu;
1) Mengetahui bentuk-bentuk kegiatan corporate social responsibility (CSR) di PT Djarum Surabaya.
2) Mengetahui secara komprehensif tentang model penerapan etika bisnis yang dilakukan PT Djarum melalui corporate social responsibility-nya.
D. Manfaat Penelitian
Bagian ini menjelaskan secara tegas untuk apa penelitian dilakukan, baik secara teoritis maupun praktis. Secara umum manfaat penelitian dinyatakan bahwa temuan penelitian akan memberikan kontribusi bagi pribadi, jurusan Manajemen Dakwah dalam bentuk pengembangan khazanah keilmuan jurusan serta masyarakat luas termasuk objek kajian yang diteliti. Selain itu, bagian ini juga menguraikan seberapa besar urgensinya penelitian ini dibuat. Kenapa mahasiswa memilih topik ini dan kenapa harus dengan memilih organisasi ini sebagai obyeknya; adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab di bagian ini. Harapannya, sub-bab ‘manfaat penelitian’ ini bisa memberikan pemahaman bagi pembaca bahwa topik skripsi ini layak untuk diteliti mengingat nilai signifikansi atau dampak positifnya sangat besar dan bermanfaat bagi perkembangan dunia manajemen dan entrepreneurship.
Sebagai misal bilamana judul penelitiannya adalah ‘Menjadi learning organisation melalui manajemen budaya korporasi (Studi Etnogragi di UIN Maliki Malang)’, maka manfaat penelitian yang bisa ditulis adalah:
Riset ini memiliki urgensi yang besar dalam telaah organisasi. Peneliti melihat bahwa pembahasan learning organisation, dalam konteks Indonesia, seolah-olah hanya menjadi hak perusahaan-perusahaan besar saja. Institusi pendidikan sepertihalnya universitas, baik yang berstatus negeri ataupun swasta, sepertinya belum begitu keras menyuarakan kebutuhannya akan gagasan learning organisation. Riset ini didesain agar para pengelola lembaga akademik bisa memperoleh gambaran yang riil tentang wacana kontemporer manajemen sekaligus memperoleh bekal teoritis untuk meng-update dan meng-upgrade sistem pengelolaan organisasinya.
Di sisi lain, budaya organisasi barangkali cukup banyak diulas dalam penelitian-penelitian terdahulu. Akan tetapi fokus pada tata cara ‘menciptakan’ dan ‘merekayasa’ budaya organisasi, khususnya dalam skope lembaga pendidikan, bukanlah sesuatu yang lazim dilakukan. Kajian seperti ini diharapkan bisa membantu aktor pimpinan universitas untuk bisa mendesain ulang sistem mekanisme manajemen beserta proses interaksi masing-masing bawahannya agar tercipta budaya organisasi yang mampu mendorong tergapainya visi dan misi universitas. Jika memang sudah dianggap berhasil di UIN Malang, maka harapannya supaya dijadikan bencmarking dan diadopsi oleh semua PTAIN, IAIN, dan UIN di seluruh Indonesia.
Oleh karenanya, riset ini amat penting untuk dilakukan karena bisa memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut:
1) Kegunaan teoritik
a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik learning organisation dan manajemen budaya organisasi.
b) Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
2) Kegunaan praktis
a) Menjadi syarat utama dan tugas akhir bagi peneliti untuk menjadi Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) di Jurusan Manajemen Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
b) Memberikan informasi kepada para pengelola lembaga akademik tentang wacana kontemporer manajemen sekaligus memperoleh bekal aplikatif untuk memperbaiki sistem pengelolaan organisasinya.
c) Menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada umumnya, bahwa learning organisation bisa terjadi di lembaga pendidikan.
d) Sebagai bahan masukan kepada Pimpinan UIN Maliki Malang tentang model pengelolaan kampus kontemporer dan strategi penciptaan budaya organisasi.
e) Sebagai bahan masukan kepada semua Perguruan Tinggi, baik negeri atau swasta di Indonesia.
E. Definisi Konsep
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian, agar terjadi kesamaan interpretasi dan terhindar dari kekaburan. Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang memerlukan uraian. Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam pembuatan definisi konsep, yaitu (1) Tidak semua kata dalam judul didefinisikan, melainkan beberapa konsep kunci saja dalam judul, (2) Nama organisasi, perusahaan, kelompok sosial, nama kota atau desa, dan seterusnya tidak perlu didefinisikan, (3) untuk mendefinisikan istilah, hendaknya menggunakan literatur ilmiah. Dengan kata lain. jangan berhenti pada arti istilah saja, apalagi hanya pada acuan kamus saja, melainkan harus ada penjelasan teoritik yang amat komprehensif guna menyesuaikan dengan topik skripsi.
F. Sistematika Pembahasan
Berisi uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam setiap bab penelitian, yang disusun mulai awal hingga akhir, mulai pendahuluan hingga kesimpulan.
Bab II : Kajian Teoretik
Bab kedua adalah bagian skripsi yang menekankan pada aspek elaborasi teori dan riset terdahulu. Bagian ini amat penting untuk menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki landasan ilmiah dalam melakukan penelitian. Di sini, mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah harus mampu mendemonstrasikan bahwa mereka memiliki wawasan yang amat luas tentang teori manajemen dan entrepreneurship. Mahasiswa juga harus meng-update terus cakrawala berpikirnya tentang teori-teori kontemporer. Bahkan, silsilah penelitiannya pun bisa diuraikan bilamana memang skripsinya merupakan penelitian lanjutan dari riset sebelumnya yang memiliki keserupaan topik. Oleh karenanya, bab II ini memuat sejumlah sub bab seperti:
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pada bagian ini, perlu disajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Kegunaan dari bagian ini adalah untuk meyakinkan pada peneliti dan juga pembaca, bahwa skripsi ini bukan asal penelitian seenaknya saja, melainkan yang berbasis dari kajian ilmiah yang sudah ada sebelumnya. Hal itu salah satunya bisa ditelusuri melalui sumber-sumber pustaka. Dinamakan riset atau re-search, adalah karena untuk meneliti ulang kembali apa-apa yang sudah ditulis orang lain.
Hasil-hasil dari penelitian terdahulu dapat dicari dari berbagai sumber, misalnya di jurnal penelitian, laporan penelitian, skripsi, tesis maupun disertasi, terbitan resmi pemerintah atau lembaga lain. Untuk teknis penyampaian atau penulisan hasil penelitian terdahulu, dapat mengikuti alur sebagai berikut; sebutkan nama peneliti, judul, tempat dan tahun penelitian dan kesimpulan. Setelah hasil penelitian terdahulu tersebut dikupas, maka peneliti harus menunjukkan karakter atau ciri khas yang membedakan skripsinya dengan penelitian orang tersebut. Persamaan dan perbedaan antara skripsi yang akan dikerjakan dengan sejumlah hasil penelitian terdahulu harus diulas secara singkat. Kegunaan dari pemaparan ini adalah untuk mengetahui silsilah keilmuan skripsi, memahami di posisi mana skripsi ini akan mengisi area yang kosong (yang belum diteliti orang lain) sekaligus juga sebuah proklamasi, apakah skripsi ini berusaha untuk mengembangkan teori yang ada atau menelorkan teori yang baru.
B. Kerangka Teori
Bagian ini akan menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian. Kerangka teoritik adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penelitian. Istilah kerangka teoritik identik dengan paradigma atau kerangka berpikir yang memiliki peran besar sebagai perspektif teori yang membatasi area kajian penelitian. Adanya kerangka teoritik bisa bermanfaat untuk membuat penelitian menjadi fokus, terarah, dan tidak melebar ke mana-mana. Kerangka teoritik dibangun berdasarkan konsep atau teori dari bebagai pendapat para ahli yang kemudian diterjemahkan ke wilayah empirik sehingga bisa diimplementasikan di dalam penelitian.
Hal lain yang penting adalah kerangka teoritik tidak cukup hanya mencantumkan definisi dari sebuah konsep, tetapi harus pula dijelaskan alur proses jalannya penelitian nanti. Dari sini, kerangka teoritik diharapkan harus bisa memunculkan sejenis gambar, model, diagram, figur, atau framework; yang bisa dikutip dari konsep seorang tokoh manajemen atau merupakan hasil kreasi peneliti sendiri yang berasal dari kombinasi beberapa model buatan tokoh manajemen.
Sebagai misal bilamana judul penelitiannya adalah ‘Menjadi learning organisation melalui manajemen budaya korporasi’. Kemudian salah satu rumusan masalah yang ingin dijawab adalah ‘apakah organisasi x ini bisa dikategorikan learning organisation?’ Maka kerangka teoritik yang bisa dipakai adalah model buatan David A. Garvin, Amy C. Edmondson dan Fransesca Gino sebagaimana yang tersaji berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Teori Penelitian
Kerangka teoritik yang digunakan serasa agak pas mengingat untuk menjawab rumusan masalahnya cukup dengan mencari tiga hal yang ada di dalam kerangka tersebut. Fungsi kerangka teoritik memang dipakai untuk menjadi arahan dan pijakan teoritis bagaimana pertanyaan penelitian akan dijawab. Sumber kerangka teoritik harus dicantumkan sebagai bukti bahwa teori ini adalah hasil kutipan dari karya orang lain. Atau, bilamana memang kombinasi dari beberapa teori, maka sebaiknya juga ditulis seperti dengan cara ‘Framework proses manajemen kinerja ini adalah hasil adaptasi dan kombinasi dari teori Beardwell and Holden (2001) dengan Tovey and Uren (2006)’.
Sebagai ciri khas yang paling membedakan penulisan skripsi jurusan Manajemen Dakwah dengan jurusan Manajemen di kampus-kampus lain, harus ada kajian khusus tentang pembahasan teoritik perspektif Islam. Ketika meneliti tentang topik learning organisation dan manajemen budaya organisasi, misalnya, mahasiswa diwajibkan memberikan telaah teoritis, bagaimana Islam (al-Qur’an atau Hadits) memandang praktek tersebut, yakni bagaimana organisasi harus belajar dan berkembang; serta bagaimana budaya organisasi itu harus digiring menuju ke arah yang baik. Penjelasan tentang keislaman ini ditulis di dalam bagian akhir dari sub-bab kerangka teoritik.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tentang metode dan teknik yang digunakan dalam mengkaji objek penelitian. Sebisa mungkin untuk menghindari pembahasan yang terlalu teoritis, seperti yang biasa tertulis di buku teks atau diktat metodologi penelitian. Karena itu, penulisan bab ini harus lebih operasional dan ‘siap pakai’, dengan menggunakan bahasa sendiri yang selaras dengan fokus penelitian. Adapun urutannya sebagai berikut :
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif dengan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Di samping itu, peneliti perlu juga mengemukakan jenis penelitian yang dipakai. Dalam kasus manajemen dan entrepreneurship, jenis penelitian kualitatif yang bisa dipakai di antaranya adalah Studi Kasus, Grounded Theory, Etnografi, Analisis Wacana (misal untuk kajian teks periklanan dan strategi pemasaran atau untuk kasus model penulisan lowongan kerja), Fenomenologi (terutama untuk kajian perilaku dan budaya organisasi), Studi Komparatif, Riset Aksi atau Penelitian Tindakan, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan, perkembangan ilmu dan metodologi penelitian manajemen selalu bergerak cepat. Jadi, mahasiswa diharapkan terus memantau, atau sebaiknya menggunakan desain dan jenis penelitian yang terbaru dan sesuai dengan konteks penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi tersebut. Selain itu, patut juga dijelaskan tentang bagaimana nanti mahasiswa akan memasuki lokasi itu. Hal yang termasuk dalam bagaimana peneliti memasuki lokasi adalah penjelasan kehadiran peneliti. Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan karena peneliti itu sendiri bertindak sekaligus sebagai instrumen pengumpul data. Kehadiran peneliti tersebut harus digambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian serta perlu dikemukakan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu, perlu pula dijelaskan apakah kehadiran peneliti itu diketahui statusnya sebagai peneliti oleh seseorang yang ada di lokasi penelitian atau informan.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dan sumber-sumber data terkait dilaporkan pada bagian ini. Uraian tentang jenis data adalah meliputi data-data apa saja yang dikumpulkan dan bagaimana pula karakteristiknya. Biasanya, di sini dibedakan antara data primer dan data sekunder. Sementara itu, untuk pembahasan tentang sumber data, maka perlu dijelaskan tentang siapa saja yang akan dijadikan sebagai informan (semisal untuk diwawancarai), bagaimana ciri-ciri informan, dan kenapa memilih mereka sebagai informan. Dalam penelitian kualitatif, dikenal pula istilah pengambilan sampel sebagaimana yang lazim dalam penelitian kuantitatif. Hanya saja di sini tujuannya berbeda. Jika dalam penelitian kuantitatif, penyampelan dilaksanakan untuk melakukan generalisasi; maka dalam penelitian kualitatif, penyampelan digunakan untuk memperjelas target dan mempertegas sasaran penelitian agar tidak melebar ke mana-mana. Sebagai misal, bilamana ingin meneliti tentang proses pembentukan visi misi perusahaan, maka penentuan sampel kualitatif barangkali bisa ditekankan pada manajer-manajer pimpinan unit saja. Tidak harus melibatkan semua bawahan di level bawah. Selain itu, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dapat juga berguna untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya, kontradiktif dan bervariatif guna melakukan kroscek hasil penelitian atau triangulasi.
D. Tahap-Tahap Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian terhadap objek yang dikaji. Uraian tahap ini dilakukan mulai awal hingga akhir kajian penelitian. Yang perlu diperhatikan bahwa tahapan penelitian ini diuraikan sesuai dengan pengalaman peneliti ketika akan, dan melakukan penelitian lapangan. Di sini, mahasiswa harus menggunakan bahasanya sendiri sesuai dengan konteks penelitiannya. Tidak harus sama persis dengan yang ada di buku teks metodologi penelitian. Logikanya, tidak seperti penelitian kuantitatif yang cenderung hanya menyebarkan angket atau kuessioner, penelitian kualitatif memiliki model dan tahapan pelaksanaan riset yang sangat beragam dan berbeda-beda. Karenanya, sub-bab ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi keunikan tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan teknik yang digunakan peneliti dalam menggali data penelitian. Di antara teknik yang bisa dipakai untuk kualitatif adalah (1) Interview, baik yang semi-structured, in-depth interviews, unstructured, dsb; (2) Observasi, baik yang participant observation, non-participant, dsb; (3) Dokumentasi yang bersumber dari company profile, university newsletters, laporan keuangan, internal correspondence, riset pemasaran, press release, hasil penelitian akademisi, dsb; (4) Focused Group Discussion (FGD) yang berupa diskusi terarah dengan sampel tertentu; (5) dsb. Hal penting lain yang harus dijelaskan di bagian ini adalah bagaimana cara dan prosedur yang akan dilakukan peneliti untuk penggalian data tersebut. Kemudian terkait pula dengan kurun waktu berapa lama yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data dan memformatnya menjadi inti sari penelitian. Dari sini, maka perlu juga peneliti mencantumkan alat apa saja yang digunakan untuk menunjang proses penggalian data seperti Diary notes, Interview notes, Photographs, Video Recorder, dsb.
F. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan, hasil observasi, dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Jadi, yang membedakan dengan penelitian kuantitatif, proses analisa data kualitatif sejatinya sudah dimulai ketika pengumpulan data dilakukan. Kemudian, untuk lebih konkritnya, data-data yang sudah ada itu dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu yang lazim digunakan untuk model kualitatif di kasus-kasus manajemen sepertihalnya Model Analisa Template, Model Analisa Editing, Model Quasi-Statistical, Model Immersion/Crystallisasi, Analisa Domain, Dari Induksi ke Deduksi, Analisa taksonomi, komponensial, typologi, Constant Comparison, Analisa Fenomenologi, Analisa Narasi, Logical Analysis, dsb.
G. Teknik Validitas Data
Data yang terkumpul perlu dilakukan seleksi sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah pula. Menimbang besarnya peranan data, maka keabsahan data menjadi sangat vital. Keabsahan data ini dikenal sebagai validitas data. Pada bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan data. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang valid, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan beberapa cara seperti teknik perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti teori dengan cara silang dan kroscek), diskusi dengan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil dan lainnya.
Bab IV : Hasil Penelitian
Bab ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai inti dari penelitian mengingat di sinilah kondisi riil di lapangan dan hasil penelitian dipaparkan. Bab ini mengetengahkan profil utuh dari obyek yang diteliti sekaligus permasalahan yang dihadapinya. Dalam penelitian manajemen yang mengambil sampel organisasi sebagai obyek penelitian, tentu tidak semua cerita tentang profil organisasi itu ditulis. Cantumkan saja mana yang dianggap paling penting untuk diketahui pembaca dan tekankan pada hal-hal yang berkenaan dengan permasalahan penelitian. Data-data terkait dengan rumusan masalah harus disajikan secara tuntas di sini, sehingga jawaban penelitian sudah bisa ditemukan hanya dengan membaca bab ini. Adapun urutan sub-babnya adalah sebagai berikut;
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pada bagian ini, objek penelitian akan dipaparkan dengan secukupnya agar pembaca mengetahui hal-ikhwal objek penelitian tersebut. Gambaran tersebut berisi tentang kondisi objek yang dikaji, dapat berupa letak geografis, potret dan struktur sebuah organisasi, program dan suasana sehari-hari, serta hal lainnya yang dirasa peneliti perlu ditulis untuk dapat mendukung gambaran penelitian (setting).
B. Penyajian Data
Bagian ini memaparkan data dan fakta yang didapat dari objek penelitian, terutama yang terkait dengan rumusan masalah yang diajukan. Hal ini berarti bahwa bagian ini harus sudah berisi tentang ‘cikal bakal jawaban’ atas berbagai masalah yang diajukan oleh peneliti, yang didasarkan atas hasil pengamatan di lapangan, wawancara dengan informan serta instrumen penunjang lainnya seperti dokumen resmi organisasi, foto, rekaman video dan lain sebagainya. Karena itu, bagian ini menggunakan istilah ‘penyajian’, karena memang didesain untuk menyajikan semua data-data yang didapat dari lapangan. Mahasiswa diharapkan menampilkannya secara utuh tentang semua elemen yang berkaitan dengan rumusan masalah sehingga membantu untuk proses analisa data yang nanti dilakukan setelah penulisan bagian ini.
C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data)
Setelah objek kajian diteliti dan kemudian data-datanya dipaparkan secara utuh di bagian ‘penyajian data’, maka pada bagian ini, peneliti harus mulai menampilkan beberapa hasil temuan yang diperoleh, sebagaimana yang sudah ada di bagian ‘penyajian data’, namun ditulis dengan bahasa yang berbeda. Upayakan tidak ada pengulangan bahasa antara bagian ‘penyajian data’ dengan ‘Pembahasan hasil Penelitian atau Analisis Data’. Setelah temuan atau data itu ditulis ulang, kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan sejumlah teknik metodologi kualitatif yang sudah direncanakan sebelumnya. Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari penelitian yang bernuansakan kualitatif, maka tugas seorang peneliti adalah semaksimal mungkin harus sanggup melahirkan sebuah teori baru. Namun jika hal itu tidak dimungkinkan, maka yang dilakukan seorang peneliti adalah melakukan konfirmasi dengan teori yang telah ada, sebagaimana yang telah diulas di sub-bab ‘kerangka teoritik’.
Bab V: Penutup
Penutup adalah bab terakhir yang ada di dalam skripsi. Bab ini merumuskan ulang dan menyimpulkan dari jawaban rumusan masalah penelitian. Selain itu, perlu juga dibuatkan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan temuan penelitian dan juga penjelasan singkat tentang keterbatasan penelitian. Adapun detail pembahasan tentang masing-masing sub-babnya adalah sebagai berikut;
A. Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Catatan yang dapat dimunculkan dalam membuat kesimpulan adalah (1) Jangan membuat kesimpulan di luar rumusan masalah yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan. Jika rumusan masalahnya dua, maka kesimpulannya juga dua point (2) Kesimpulan bukanlah ringkasan dari satu bab atau beberapa bab (3) Sebisa mungkin kalimat kesimpulan ditulis dalam bentuk bahasa yang singkat dan jelas karena penggunaan bahasa yang terlalu panjang dan detail mestinya sudah ditulis dalam bab penyajian dan analisis data.
B. Saran dan Rekomendasi
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Jika ada hal positif yang terkait dari hasil penelitian, maka bisa disarankan kepada lembaga-lembaga lain untuk menjadikannya sebagai model percontohan. Bilamana terkait dengan kelemahan atau hal negatif dari hasil penelitian, saran juga bisa diutarakan peneliti supaya dilakukan perbaikan oleh beberapa pihak terkait yang bersinggungan langsung dengan fokus masalah. Semua saran yang ditulis, seyogyanya ditulis dalam bahasa yang jelas, fokus dan praktis. Selain itu, saran bisa juga berupa rekomendasi untuk penelitian lanjutan yang terkait dengan hasil penelitian.
C. Keterbatasan Penelitian
Tidak bisa dipungkiri, peneliti akan merasa ada hal-hal yang kurang terkait dari proses total penelitian skripsinya. Oleh karenanya, sub-bab ini harus menjelaskan bagian-bagian mana yang dirasa bisa membuat penelitian skripsinya kurang berjalan maksimal. Dampak positif dari adanya sub-bab ‘keterbatasan penelitian’ ini adalah adanya masukan dan pembelajaran bagi peneliti-peneliti selanjutnya terutama di dalam topik yang sama agar tidak mengulangi ‘kesalahan-kesalahan’ yang dilakukan peneliti sekarang. Selain itu, bisa juga memberikan nilai lebih untuk dilakukannya penelitian lanjutan untuk melengkapi kelemahan atau kekurangan yang ada di penelitian sekarang. Sebagai misal, kalimat yang bisa dibuat adalah; “Penelitian ini dirasa kurang bisa maksimal karena peneliti tidak bisa mendapat akses data yang lebih, mengingat sifat organisasi yang sangat tertutup. Karena itu, barangkali akan menjadi lebih maksimal bilamana untuk meneliti studi kasus di organisasi yang ekslusif atau closed system, peneliti seharusnya sudah memiliki channel orang dalam atau bahkan menjadi dari bagian organisasi itu (faktor insider) sebelum melakukan risetnya. Dari sini, diharapkan akses data akan menjadi lebih mudah diperoleh.”
c. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi jurusan Manajemen dakwah memuat daftar pustaka atau semua referensi yang dikutip oleh peneliti, dan beberapa lampiran yang dirasa perlu untuk dicantumkan dalam skripsi semisal instrumen penelitian seperti pedoman wawancara, pedoman observasi, transkrip hasil wawancara; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dsb. Selain itu, biografi singkat peneliti juga harus ditulis di segmen paling akhir dari bagian ini.
D. SKRIPSI PENELITIAN KUANTITATIF
Sebagai penelitian dengan karakter yang dekat terhadap penggunaan angka-angka dan hitungan statistik, hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks. Ini bisa dilihat dari bagaimana proposal penelitian kuantitatif disusun, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat subtantif dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Untuk jurusan Manajemen dakwah, sistematika penulisan skripsi yang menggunakan pendekatan kuantitatif ditulis sebagaimana berikut :
Bagian Awal |
Judul Penelitian (sampul) Persetujuan Dosen Pembimbing Pengesahan Tim Penguji Motto dan Persembahan Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas Skripsi Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Grafik lainnya (jika perlu) |
Bagian Inti |
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II: KAJIAN TEORETIK
o Perspektif Islam (sub-bab khusus)
BAB III: METODE PENELITIAN
BAB IV: HASIL PENELITIAN
BAB V: PENUTUP
|
Bagian Akhir |
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran: (instrumen penelitian seperti form hasil pengumpulan data semisal angket, checklist, dsb; kalkulasi perhitungan; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll) Biografi peneliti |
Penjelasan dan panduan penulisan tentang masing-masing bagian dalam skripsi kuantitatif jurusan Manajemen Dakwah adalah sebagai berikut:
a. Bagian Awal
Halaman Judul Penelitian
Halaman Judul (sampul luar dan dalam) berisi (1) Judul skripsi secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital (untuk sub judul diketik dengan huruf kecil) (2) Teks skripsi berbunyi “Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) (3) Nama dan Nomor Induk Mahasiswa, diketik dengan huruf Kapital (4) Nama lengkap Institut, Fakultas dan Jurusan Manajemen Dakwah, diketik dengan huruf Kapital (5) bulan dan tahun lulus ujian, diketik dengan huruf kapital (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing
Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah (1) teks Skripsi oleh ……….. ini disetujui dan siap untuk diuji (2) Nama kota, tanggal, bulan serta tahun persetujuan (3) Nama lengkap dosen pembimbing dan Nomor Induk Pegawai (NIP). (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Pengesahan Tim Penguji
Hal-hal yang dicantumkan pada lembar pengesahan ini adalah (1) teks skripsi oleh ….. telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi (2) nama kota, tanggal, bulan dan tahun pengujian (3) teks, Mengesahkan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Dekan (nama lengkap dan NIP) (4) nama lengkap dan NIP tim penguji, yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Penguji I dan Penguji II (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Motto dan Persembahan
Lembar sebaiknya dijadikan satu halaman dan berisi (1) motto penulis skripsi, dapat diambil dari ayat suci al-Qur’an, Hadith, kata mutiara, kalimat bijak yang memotivasi dari pemikiran tokoh atau yang lain, dengan catatan harus dicantumkan sumbernya dan memiliki kesinambungan dengan topik skripsi (2) persembahan penulis skripsi yang ditujukan pada seseorang atau yang lain, dan diupayakan maksimal 30 kata. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Lembar Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas Skripsi
Halaman ini berisi pernyataan secara legal formal bahwa: (a) skripsi tersebut belum pernah diajukan kepada lembaga pendidikan tinggi mana pun untuk mendapatkan gelar akademik apapun, (b) skripsi tersebut benar-benar hasil karya mandiri penulis dan bukan merupakan jiplakan atau plagiasi atas karya orang lain, dan (c) penulis bersedia menanggung semua konsekuensi hukum bila ternyata di kemudian hari diketahui atau terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa skripsi tersebut merupakan hasil plagiasi. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Abstrak
Kata ‘Abstrak’ ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan: nama penulis koma, tahun kelulusan titik. Judul Skripsi dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dangan titik. Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi yang mencakup (1) masalah yang diteliti (dengan kalimat tanya, sebagaimana dalam rumusan masalah), (2) metode yang digunakan, (3) hasil penelitian dan (4) kesimpulan. Teks abstrak diketik dengan spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari 1 (satu) halaman kertas A4 (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Kata Pengantar
Dalam kata pengantar, dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi dan atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan penulisan skripsi. Tulisan ‘kata pengantar’ diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman. Ucapan terima kasih yang ada pada kata pengantar ini sebaiknya hanya ditujukan kepada mereka yang benar-benar terkait dengan penelitian, seperti dosen pembimbing, key informan dan yang lainnya (jadi tidak semua orang diberikan ucapan terima kasih). Pada bagian akhir (pojok kanan bawah) dicantumkan kata ‘Penulis’ tanpa menyebut nama terang. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat Judul bab, judul sub bab, dan judul anak sub bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital. Sedangkan sub bab dan anak sub bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital dengan spasi tunggal. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Untuk penulisan daftar tabel menggunakan angka arab, dengan ketentuan angka bagian pertama mengisyaratkan bab, dan angka bagian kedua mengisyaratkan nomor tabel. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan sapasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan lainnya diberi jarak dua spasi. Untuk penulisan daftar gambar menggunakan angka arab, dengan ketentuan angka bagian pertama mengisyaratkan bab, dan angka bagian kedua mengisyaratkan nomor gambar. (Lihat di buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010).
Daftar Grafik lainnya
Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna essensial (misalnya singkatan atau lambang lainnya), maka perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang itu.
b. Bagian Inti
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu dalam pendahuluan memuat:
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan (idealitas dan realitas) baik kesenjangan teoretik maupun praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian lain, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman-pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti, serta alasan rasional ketertarikan peneliti untuk melakukan riset tentang topik yang dijadikan fokus penelitian. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Sebagaimana yang sudah sekilas disinggung di sub kajian tentang matriks, bobot permasalahan bisa dilihat antara lain melalui; (1) ketidaksesuaian antara praktek organisasi yang hendak anda teliti dengan teori yang anda pelajari. (2) keunikan sebuah sistem manajemen sehingga nanti dirumuskan menjadi teori yang baru. (3) kegagalan sebuah sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, mesti harus muncul solusi dan saran untuk perbaikan ke depan. (4) kesuksesan sebuah sistem manajemen di sebuah organisasi. Setelah diteliti, harapannya menjadi benchmarking atau acuan buat organisasi yang lain.
B. Rumusan Masalah
Bagian ini berisi tentang fokus apa yang akan diteliti dan rumusan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkap di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ini harus selaras dengan alasan-alasan yang dikemukakan di dalam latar belakang penelitian. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat dan jelas yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya dan dapat diuji secara empiris.
Contoh : penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya” bisa mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah gambaran secara deskriptif efektivitas kepemimpinan Dekan, motivasi kerja dan kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
2) Seberapa besar pengaruh efektivitas kepemimpinan Dekan terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
3) Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
4) Seberapa besar pengaruh efektivitas kepemimpinan Dekan dan motivasi kerja terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan mengacu pada isi dan rumusan masalah. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedang rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Contoh dengan masih mengacu pada rumusan masalah sebelumnya, maka redaksi tujuan penelitian bisa dibuat seperti ini:
“Memperhatikan rumusan masalah tersebut, maka secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang pengaruh efektivitas kepemimpinan dekan dan motivasi kerja terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sedangkan secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:
1) Gambaran aktual sekarang tentang efektivitas kepemimpinan Dekan, motivasi kerja dan kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
2) Pengaruh efektivitas kepemimpinan Dekan terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
3) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
4) Pengaruh efektivitas kepemimpinan Dekan dan motivasi kerja terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.”
D. Manfaat Penelitian
Bagian ini menjelaskan secara tegas untuk apa penelitian dilakukan, baik secara teoritis maupun praktis. Secara umum manfaat penelitian dinyatakan bahwa temuan penelitian akan memberikan kontribusi bagi pribadi, jurusan Manajemen Dakwah dalam bentuk pengembangan khazanah keilmuan jurusan serta masyarakat luas termasuk objek kajian yang diteliti. Selain itu, bagian ini menguraikan seberapa besar urgensinya penelitian ini dibuat. Kenapa mahasiswa memilih topik ini dan kenapa harus dengan memilih organisasi ini sebagai obyeknya; adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab di bagian ini. Harapannya, sub-bab ‘manfaat penelitian’ ini bisa memberikan pemahaman bagi pembaca bahwa topik skripsi ini layak untuk diteliti mengingat nilai signifikansi atau dampak positifnya sangat besar dan bermanfaat bagi perkembangan dunia manajemen dan entrepreneurship.
Contoh dengan masih mengacu pada sub-bab rumusan masalah dan tujuan penelitian sebelumnya, maka redaksi manfaat penelitian bisa dibuat seperti ini:
Riset ini memiliki urgensi yang besar dalam telaah organisasi. Diskusi kepemimpinan dan motivasi kerja memang sudah amat sering dilakukan. Namun untuk objek kajian di Fakultas Dakwah, peneliti sejauh ini melihat bahwa belum ada penelitian manajemen yang mengambil objek kajian di Fakultas Dakwah. Kajian seperti ini diharapkan bisa membantu aktor pimpinan Fakultas untuk bisa mendesain ulang sistem mekanisme manajemen beserta proses interaksi kepemimpinan masing-masing bawahannya agar tercipta Fakultas yang ekselen. Oleh karenanya, riset ini amat penting untuk dilakukan karena bisa memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut:
1) Kegunaan teoritik
a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik efektivitas kepemimpinan dekan, motivasi kerja, kinerja dosen, serta keterkaitan antara ketiganya.
b) Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
2) Kegunaan praktis
a) Menjadi syarat utama dan tugas akhir bagi peneliti untuk menjadi Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) di Jurusan Manajemen Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
b) Memberikan informasi kepada dosen-dosen Fakultas Dakwah, pada khususnya, agar meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme.
c) Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan, bahwa kinerja dosen itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor; di antaranya adalah efektivitas kepemimpinan dekan dan motivasi kerja.
d) Sebagai bahan masukan kepada dekan Fakultas Dakwah untuk lebih mempertimbangkan perilaku selaku pemimpin dalam Perguruan Tinggi agar dapat mendorong kualitas kinerja dosen dengan baik.
e) Sebagai bahan masukan kepada praktisi pendidikan bahwa tujuan pendidikan nasional akan mudah tercapai bila didukung oleh kualitas kinerja yang baik dari para tenaga dosen.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel.
Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam pembuatan definisi operasional, yaitu (1) Tidak semua kata dalam judul didefinisikan, melainkan beberapa konsep kunci yang ada dalam judul, (2) Nama lembaga, nama desa dan seterusnya tidak perlu didefinisikan, (3) untuk mendefinisikan istilah, gunakan literatur akademis, dengan kata lain jangan berhenti pada arti istilah semata atau di kamus bahasa saja, melainkan harus ada penjelasan yang berbasis teoritik yang dianggap perlu untuk menyesuaikan dengan topik skripsi. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan untuk memudahkan pengukuran konsep atau konstruk yang akan diselidiki.
Contoh definisi operasional dari ‘kinerja dosen’ adalah merupakan tingkat profesional dosen dalam proses belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat selama periode tertentu yang diwujudkan melalui (a) kemampuan pedagogik untuk mengelola proses pembelajaran, (b) kepribadian yang berakhlak mulia, arif, dan menjadi teladan bagi mahasiswa, (c) profesional dan kompetensi unggul dalam penguasaan materi, dan (d) kemampuan sosial yang bagus untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
F. Sistematika Pembahasan
Berisi uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam setiap bab penelitian, yang disusun mulai awal hingga akhir, mulai pendahuluan hingga kesimpulan.
Bab II : Kajian Teoretik
Bab kedua adalah bagian skripsi yang menekankan pada aspek elaborasi teori dan riset terdahulu. Bagian ini amat penting untuk menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki landasan ilmiah dalam melakukan penelitian. Di sini, mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah harus mampu mendemonstrasikan bahwa mereka memiliki wawasan yang amat luas tentang teori manajemen dan entrepreneurship. Mahasiswa juga harus meng-update terus cakrawala berpikirnya tentang teori-teori kontemporer. Bahkan, silsilah penelitiannya pun bisa diuraikan bilamana memang skripsinya merupakan penelitian lanjutan dari riset sebelumnya yang memiliki keserupaan topik. Selain itu, karena pendekatannya yang bersifat kuantitatif, bab ini juga perlu ditampilkan tentang hipotesis penelitian, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah pula sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib mengkaji kepustakaan tentang teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah penelitian. Oleh karenanya, bab II ini memuat sejumlah sub bab seperti:
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pada bagian ini, perlu disajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Kegunaan dari bagian ini adalah untuk meyakinkan pada peneliti dan juga pembaca, bahwa skripsi ini bukan asal penelitian seenaknya saja, melainkan yang berbasis dari kajian ilmiah yang sudah ada sebelumnya. Hal itu salah satunya bisa ditelusuri melalui sumber-sumber pustaka. Dinamakan riset atau re-search, adalah karena untuk meneliti ulang kembali apa-apa yang sudah ditulis orang lain.
Hasil-hasil dari penelitian terdahulu dapat dicari dari berbagai sumber, misalnya di jurnal penelitian, laporan penelitian, skripsi, tesis maupun disertasi, terbitan resmi pemerintah atau lembaga lain. Untuk teknis penyampaian atau penulisan hasil penelitian terdahulu, dapat mengikuti alur sebagai berikut; sebutkan nama peneliti, judul, tempat dan tahun penelitian dan kesimpulan. Setelah hasil penelitian terdahulu tersebut dikupas, maka peneliti harus menunjukkan karakter atau ciri khas yang membedakan skripsinya dengan penelitian orang tersebut. Persamaan dan perbedaan antara skripsi yang akan dikerjakan dengan sejumlah hasil penelitian terdahulu harus diulas secara singkat. Kegunaan dari pemaparan ini adalah untuk mengetahui silsilah keilmuan skripsi, memahami di posisi mana skripsi ini akan mengisi area yang kosong (yang belum diteliti orang lain) sekaligus juga sebuah proklamasi, apakah skripsi ini berusaha untuk mengembangkan teori yang ada atau menelorkan teori yang baru.
B. Kerangka Teori
Bagian ini akan menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian. Kerangka teoritik adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penelitian. Istilah kerangka teoritik identik dengan paradigma atau kerangka berpikir yang memiliki peran besar sebagai perspektif teori yang membatasi area kajian penelitian. Adanya kerangka teoritik bisa bermanfaat untuk membuat penelitian menjadi fokus, terarah, dan tidak melebar ke mana-mana. Kerangka teoritik dibangun berdasarkan konsep atau teori dari bebagai pendapat para ahli yang kemudian diterjemahkan ke wilayah empirik sehingga bisa diimplementasikan di dalam penelitian.
Hal lain yang penting adalah kerangka teoritik tidak cukup hanya mencantumkan definisi dari sebuah konsep, tetapi harus pula dijelaskan alur proses jalannya penelitian nanti. Dari sini, kerangka teoritik diharapkan harus bisa memunculkan sejenis gambar, model, diagram, figur, atau framework; yang bisa dikutip dari konsep seorang tokoh manajemen atau merupakan hasil kreasi peneliti sendiri yang berasal dari kombinasi beberapa model buatan tokoh manajemen.
Sebagai misal bilamana judul penelitiannya adalah “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya”, maka kerangka teoritik yang bisa dipakai adalah:
Gambar 2.2
Kerangka Teori Penelitian
Kerangka teoritik yang digunakan serasa agak pas mengingat di dalamnya mencakup uraian tentang efektivitas kepemimpinan dekan, motivasi kerja, dan kinerja dosen-dosen. Fungsi kerangka teoritik memang dipakai untuk menjadi arahan dan pijakan teoritis bagaimana pertanyaan penelitian akan dijawab. Sumber kerangka teoritik harus dicantumkan sebagai bukti bahwa teori ini adalah hasil kutipan dari karya orang lain. Atau, bilamana memang kombinasi dari beberapa teori, maka sebaiknya juga ditulis seperti dengan cara ‘Framework proses manajemen kinerja ini adalah hasil adaptasi dan kombinasi dari teori Beardwell and Holden (2001) dengan Tovey and Uren (2006)’.
Sebagai ciri khas yang paling membedakan penulisan skripsi jurusan Manajemen Dakwah dengan jurusan Manajemen di kampus-kampus lain, harus ada kajian khusus tentang pembahasan teoritik perspektif Islam. Ketika meneliti tentang topik kepemimpinan, motivasi dan kinerja, misalnya, mahasiswa diwajibkan memberikan telaah teoritis, bagaimana Islam (al-Qur’an atau Hadits) memandang konsep kepemimpinan, motivasi dan kinerja. Penjelasan tentang keislaman ini ditulis di dalam bagian akhir dari sub-bab kerangka teoritik.
C. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah model berpikir yang dipakai untuk menjelaskan proses kesinambungan antara dua variabel atau lebih di dalam penelitian. Untuk memudahkan pembacaan, paradigma penelitian harus dibuat dalam bentuk gambar model dengan mencantumkan rumusan pengolahan statistik untuk menggambarkan alur dan proses pelaksanaan penelitian.
Sebagai contoh, bila masih merujuk dari penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya”, maka paradigma penelitian yang bisa dibuat adalah sebagai berikut;
Gambar 2.3
Paradigma Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian teori, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari simpulan teoretis yang diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan. Rumusan hipotesis bisa bersifat hipotesis nihil atau hipotesis alternatif.
Contoh hipotesis nihil adalah:
Sistem penggajian tidak mempunyai hubungan dengan peningkatan motivasi kerja karyawan Bank Syariah.
Contoh hipotesis alternatif:
Sistem penggajian mempunyai hubungan dengan peningkatan motivasi kerja karyawan Bank Syariah.
Contoh lain, bila masih merujuk dari rumusan masalah sebelumnya; yakni dari penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya”, maka hipotesis yang bisa dibuat adalah sebagai berikut;
1) Efektivitas kepemimpinan Dekan berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
2) Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
3) Efektivitas kepemimpinan Dekan dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen-dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tentang metode dan teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian di lapangan. Sebisa mungkin untuk menghindari pembahasan yang terlalu teoritis, seperti yang biasa tertulis di buku teks atau diktat metodologi penelitian. Karena itu, penulisan bab ini harus lebih operasional dan ‘siap pakai’, dengan menggunakan bahasa sendiri yang selaras dengan fokus penelitian. Adapun urutannya sebagai berikut :
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Di samping itu, peneliti perlu juga mengemukakan jenis penelitian yang dipakai. Dalam kasus manajemen dan entrepreneurship, jenis penelitian yang bisa dipakai untuk kuantitatif di antaranya adalah Studi Korelasi, Studi Komparatif, Penelitian Asosiatif, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan, perkembangan ilmu dan metodologi penelitian manajemen selalu bergerak cepat. Jadi, mahasiswa diharapkan terus memantau, atau sebaiknya menggunakan desain dan jenis penelitian yang terbaru dan sesuai dengan konteks penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi tersebut. Selain itu, patut juga dijelaskan tentang bagaimana nanti mahasiswa akan memasuki lokasi itu.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah sekelompok obyek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi merupakan keseluruhan unit sampling secara fisik yang dibatasi secara ketat oleh kriterium tertentu atau keseluruhan dari hasil pengukuran (data). Sampel adalah bagian dari populasi yang didesain untuk mewakili dari seluruh populasi. Populasi adalah tempat diperlakukannya hasil-hasil penelitian yang dilakukan dalam sampel. Oleh karena itu, karakteristik populasi dan sampel harus sama, atau keadaan yang berlaku dalam sampel hendaknya representatif dengan keadaan dalam populasi. Di dalam bagian populasi dikemukakan karakteristik-karakteristik pokok yang mungkin merupakan ciri utama dari populasi tersebut. Setelah populasi dan jumlah besaran sampel dijelaskan; selanjutnya dikemukakan cara penarikan sampel dari populasi. Untuk menentukan besaran sampel dalam sebuah penelitian, dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya purposeful sampling, random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling, non-probability sampling, convenience sampling, snowball sampling, quota sampling, sampel homogen, sampel heterogen, sampel populasi, sampel rujukan berantai (Chain Referral Sample), dsb.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel dalam penelitian perlu ditentukan agar alur hubungan dua atau lebih variabel dalam penelitian dapat dipastikan secara tegas dan jelas. Penentuan variabel dalam suatu penelitian berkisar pada variabel bebas (independent variable), variabel tergantung atau terikat (dependent variable) maupun variabel kontrol (intervening variable). Setelah itu, ditentukan pula indikator penelitian. Indikator variabel penelitian adalah alat ukur variabel. Fungsi dari indikator variabel adalah mendeteksi secara penuh variabel yang akan diukur, sehingga keberadaan indikator harus jelas dalam variabel yang akan diukur. Tetapi perlu diingat bahwa indikator hanya muncul dari konsep variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Indikator penelitian bisa dikembangkan dari teori atau konsep yang dibuat oleh pakar manajemen dan entrepreneurship.
Contoh yang masih merujuk dari rumusan masalah sebelumnya; yakni dari penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas Kepemimpinan Dekan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen-Dosen di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya”, maka variabel, sub-variable dan indikator penelitian yang bisa dipakai adalah:
No. | Varibel | Sub-Variabel | Indikator-Indikator |
1 | Efektivitas kepemimpinan dekan (X1) | a. Kepemimpinan berorientasi pada tugas (initiating structure) | (1) Mengutamakan pencapaian tujuan |
(2) Menilai pelaksanaan tugas bawahan | |||
(3) Menetapkan batas waktu pelaksanaan tugas | |||
(4) Menetapkan standar tertentu pada tugas bawahan | |||
(5) Memberi petunjuk pada bawahan | |||
a. Kepemimpinan berorientasi pada human relation | (1) Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan | ||
(2) Bersikap bersahabat | |||
(3) Membina hubungan kerjasama dengan baik | |||
(4) Memberikan dukungan terhadap bawahan | |||
(5) Menghargai ide atau gagasan | |||
(6) Memberi kepercayaan kepada bawahan | |||
2 | Motivasi Kerja | a. Motivasi eksternal | (1) hubungan antar pribadi |
(2) penggajian (honorarium) | |||
(3) supervisi dekan | |||
(4) kondisi kerja | |||
b. Motivasi internal | (1) Minat terhadap tugas | ||
(2) dsb ... | |||
3 | Kinerja Dosen | a. Kompetensi Kepribadian | (1) bersikap terbuka |
(2) dsb ... | |||
b. dsb .. |
E. Tahap-Tahap Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian terhadap objek yang dikaji. Uraian tahap ini dilakukan mulai awal hingga akhir kajian penelitian. Yang perlu diperhatikan bahwa tahapan penelitian ini diuraikan sesuai dengan pengalaman peneliti ketika akan, dan melakukan penelitian lapangan. Di sini, mahasiswa harus menggunakan bahasanya sendiri sesuai dengan konteks penelitiannya. Tidak harus sama persis dengan yang ada di buku teks metodologi penelitian. Yang harus dijabarkan adalah mulai dari proses awal pengerjaan semua kebutuhan riset baik dari kampus, penyebaran angket di lapangan, hingga pengolahan data. Model dan tahapan pelaksanaan riset bagi setiap mahasiswa dimungkinkan akan sangat beragam Karenanya, sub-bab ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi keunikan tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah.
F. Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan instrumen dan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Pada bagian instrumen, dikemukakan deskripsi tentang alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian dan alasan pemilihannya. Jika instrumen dikembangkan sendiri oleh peneliti perlu dikemukakan prosedur pengembangannya serta informasi tentang tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas)-nya. Jika instrumen yang digunakan diadaptasikan dari instrumen yang sudah ada, tingkat kesahihan dan keandalannya perlu ditunjukkan. Sedangkan daftar pertanyaan yang dimuat dalam instrumen cukup disertakan pada daftar lampiran. Di antara teknik yang bisa dipakai untuk kuantitatif adalah (1) survey, (2) Metode eksperimentasi, (3) Observasi (namun tidak semua peneliti kuantitatif sanggup menggunakan teknik ini dikarenakan besarnya kemungkinan error dan bias. Yang memungkinkan adalah bila memanfaatkan observasi sebagai teknik pengumpulan data sekunder, terutama terkait profil organisasi), (4) wawancara (untuk pengumpulan data sekunder), (4) dokumentasi (untuk pengumpulan data sekunder). Hal penting lain yang harus dijelaskan di bagian ini adalah bagaimana cara dan prosedur yang akan dilakukan peneliti untuk penggalian data tersebut. Kemudian terkait pula dengan kurun waktu berapa lama yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data dan kemudian mengolahnya menjadi temuan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan proses penyebaran, pemantauan dan penganalisaan angket-angket dan juga bahan-bahan yang lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Kemudian, data-data yang sudah ada itu dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu yang lazim digunakan untuk penelitian kuantitatif sepertihalnya analisis statistik deskriptif, analisis statistik inferensial, analisis perbandingan, analisis regresi, analisis korelasi, correspondence analysis, factor analysis, cluster analysis (classification analysis), dsb. Inti dari bagian ini adalah adanya penjelasan operasional teknik analisis statistik yang digunakan, termasuk jenis atau alasan menggunakan analisis statistik tersebut. Alat-alat analisis yang digunakan tersebut hendaknya ditulis rumus dan notasinya; serta kegunaan dari rumus tersebut.
H. Teknik Validitas Data
Pada bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh validitas data. Validitas di konsepsikan sebagai sejauh mana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan menghasilkan error pengukuran yang kecil. Artinya skor setiap subjek yang diperoleh dari alat ukur tersebut tidaklah jauh berbeda dari skor sesungguhnya.
Bab IV : Hasil Penelitian
Bab ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai inti dari penelitian mengingat di sinilah kondisi riil di lapangan dan hasil penelitian dipaparkan. Bab ini mengetengahkan profil utuh dari obyek yang diteliti sekaligus permasalahan yang dihadapinya. Dalam penelitian manajemen yang mengambil sampel organisasi sebagai obyek penelitian, tentu tidak semua cerita tentang profil organisasi itu ditulis. Cantumkan saja mana yang dianggap paling penting untuk diketahui pembaca dan tekankan pada hal-hal yang berkenaan dengan permasalahan penelitian. Untuk penelitian kuantitatif, hasil dari angket dan pengolahan statistik adalah inti dari data penelitian yang harus dianalisis dan ditampilkan. Data-data terkait dengan rumusan masalah harus disajikan secara tuntas di sini, sehingga jawaban penelitian sudah bisa ditemukan hanya dengan membaca bab ini. Adapun urutan sub-babnya adalah sebagai berikut;
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pada bagian ini, objek penelitian akan dipaparkan dengan secukupnya agar pembaca mengetahui hal-ikhwal objek penelitian tersebut. Gambaran tersebut berisi tentang kondisi objek yang dikaji, dapat berupa letak geografis, potret dan struktur sebuah organisasi, program dan suasana sehari-hari, serta hal lainnya yang dirasa peneliti perlu ditulis untuk dapat mendukung gambaran penelitian (setting).
B. Penyajian Data
Pada bagian ini dipaparkan mengenai data dan fakta variabel-variabel penelitiannya. Data dan fakta ini, agar mudah pemaparannya, hendaknya penyajiannya diatur dulu; misalnya, jika data yang digunakan adalah data primer yang ditampung pada lembaran kuesioner, maka lakukanlah proses pengaturan data; misalnya, data diubah dalam bentuk tabel, diagram atau grafik. Juga, data tersebut dihitung untuk mendapatkan nilai statistiknya, seperti rata-rata, standart deviasi, persentase, modul, median, dsb. Selanjutnya, data yang telah diatur tersebut dimanipulasi atau ditransformasi dengan menggunakan dengan alat-alat analisis, atau model-model yang sesuai dan mengarah kepada hasil yang berguna untuk langkah berikutnya, yaitu menguji hipotesis.
C. Pengujian Hipotesis
Hasil penghitungan statistik yang diperoleh sebelumnya dijadikan dasar dalam pengujian hipotesis. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas masalah yang diteliti. Oleh karena itu hipotesis tersebut masih perlu diuji dengan menggunakan taraf signifikansi tertentu, yakni 0,01 (1 %) atau 0,05 (5 %). Untuk pengujiannya, hipotesis terlebih dahulu dituliskan dalam bentuk nol yang biasa disebut hipotesis nihil yaitu penyangkalan terhadap adanya hubungan antara variabel yang diteliti sebagaimana tertuang dalam hipotesis penelitian.
Contoh:
Ho= Sistem penggajian tidak mempunyai hubungan dengan peningkatan motivasi kerja karyawan Bank Syariah
Dalam pengujian hipotesis ini, ada dua kemungkinan keadaan yang akan menjadi temuan penelitian. Kemungkinan keadaan pertama adalah bahwa hipotesis nihil diterima sehingga hipotesis alternatif ditolak. Keadaan ini didapatkan jika ternyata data yang dikumpulkan oleh peneliti tidak mendukung hipotesis penelitian. Sedangkan kemungkinan keadaan yang kedua adalah bahwa hipotesis nihil ditolak sehingga hipotesis alternatif diterima. Keadaan ini didapat jika data yang dianalisis mendukung hipotesis penelitiannya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data)
Bagian ini berisi paparan tentang argumentasi teoretis terhadap hasil pengujian hipotesis. Misalnya, hipotesis penelitian ditolak atau tidak terbukti, maka berikan alasan-alasan mengapa tidak terbukti. Mungkin dalam pengumpulan datanya terdapat hal-hal yang melemahkan penelitian ini, atau mungkin alat analisisnya kurang tepat, atau teori yang digunakan kurang relevan, atau memang faktanya demikian. Peneliti jangan tergesa-gesa menyalahkan teori. Jika sebaliknya, yakni hipotesis penelitian diterima, berarti teori cocok dengan realitas. Dengan demikian, diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan harus ada alasannya.
Bab V: Penutup
Penutup adalah bab terakhir yang ada di dalam skripsi. Bab ini merumuskan ulang dan menyimpulkan dari jawaban rumusan masalah penelitian. Selain itu, perlu juga dibuatkan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan temuan penelitian dan juga penjelasan singkat tentang keterbatasan penelitian. Adapun detail pembahasan tentang masing-masing sub-babnya adalah sebagai berikut;
A. Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Catatan yang dapat dimunculkan dalam membuat kesimpulan adalah (1) Jangan membuat kesimpulan di luar rumusan masalah yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan. Jika rumusan masalahnya dua, maka kesimpulannya juga dua point (2) Kesimpulan bukanlah ringkasan dari satu bab atau beberapa bab (3) Sebisa mungkin kalimat kesimpulan ditulis dalam bentuk bahasa yang singkat dan jelas karena penggunaan bahasa yang terlalu panjang dan detail mestinya sudah ditulis dalam bab penyajian dan analisis data.
B. Saran dan Rekomendasi
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Jika ada hal positif yang terkait dari hasil penelitian, maka bisa disarankan kepada lembaga-lembaga lain untuk menjadikannya sebagai model percontohan. Bilamana terkait dengan kelemahan atau hal negatif dari hasil penelitian, saran juga bisa diutarakan peneliti supaya dilakukan perbaikan oleh beberapa pihak terkait yang bersinggungan langsung dengan fokus masalah. Semua saran yang ditulis, seyogyanya ditulis dalam bahasa yang jelas, fokus dan praktis. Selain itu, saran bisa juga berupa rekomendasi untuk penelitian lanjutan yang terkait dengan hasil penelitian.
C. Keterbatasan Penelitian
Tidak bisa dipungkiri, peneliti akan merasa ada hal-hal yang kurang terkait dari proses total penelitian skripsinya. Oleh karenanya, sub-bab ini harus menjelaskan bagian-bagian mana yang dirasa bisa membuat penelitian skripsinya kurang berjalan maksimal. Dampak positif dari adanya sub-bab ‘keterbatasan penelitian’ ini adalah adanya masukan dan pembelajaran bagi peneliti-peneliti selanjutnya terutama di dalam topik yang sama agar tidak mengulangi ‘kesalahan-kesalahan’ yang dilakukan peneliti sekarang. Selain itu, bisa juga memberikan nilai lebih untuk dilakukannya penelitian lanjutan untuk melengkapi kelemahan atau kekurangan yang ada di penelitian sekarang.
c. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi kuantitatif jurusan Manajemen dakwah memuat daftar pustaka atau semua referensi yang dikutip oleh peneliti, dan beberapa lampiran yang dirasa perlu untuk dicantumkan dalam skripsi semisal instrumen penelitian sepertihalnya instrumen penelitian seperti form hasil pengumpulan data semisal angket, checklist, dsb; skoring kuantitatif, kalkulasi perhitungan; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dsb. Selain itu, biografi singkat peneliti juga harus ditulis di segmen paling akhir dari bagian ini.
E. SKRIPSI PENELITIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian kepustakaan atau library research adalah riset yang berbasis literatur dan tidak menekankan sepenuhnya pada kajian empirik di lapangan. Penelitian ini tergolong lazim dipakai untuk riset kesejarahan, pengembangan teori dari masa ke masa, telaah pustaka, dan sejenisnya. Untuk jurusan Manajemen Dakwah, desain skripsi yang menggunakan pendekatan kepustakaan adalah bersifat fleksibel, terutama mengenai jumlah bab, tergantung dari perkembangan penelitian kepustakaannya. Namun, ada beberapa bab yang memang harus ada keseragaman. Sistematika penulisan skripsi kepustakaan bisa mengacu pada uraian berikut ini:
Bagian Awal |
Judul Penelitian (sampul) Persetujuan Dosen Pembimbing Pengesahan Tim Penguji Motto dan Persembahan Pernyataan Pertanggungjawaban Otentisitas Skripsi Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Grafik lainnya (jika perlu) |
Bagian Inti |
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Definisi Konsep F. Sistematika Pembahasan BAB II: KAJIAN TEORETIK
BAB III: METODE PENELITIAN PENELITIAN
BAB IV: PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB V: PEMBAHASAN PENELITIAN (bila diperlukan)
BAB VI: PENUTUP
|
Bagian Akhir |
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran: (Surat Keterangan melakukan penelitian dari jurusan Manajemen Dakwah, kartu konsultasi dengan dosen pembimbing, dll) Biografi peneliti |
Untuk detail mengenai penjabaran tentang panduan penulisan bab seperti latar belakang, rumusan masalah, definisi konsep, kajian pustaka, kesimpulan, keterbatasan penelitian, dsb; bisa dilihat pemaknaannya pada bagian sebelumnya yang mengulas penelitian kualitatif ataupun kuantitatif. Secara garis besar, karena sangat umumnya pengertian dan pengoperasian, tidak ada perbedaan yang cukup besar dari bab dan sub-bab tersebut antara yang riset kepustakaan dengan penelitian lapangan.
BAB III
FISIKASI DAN FORMAT PENULISAN SKRIPSI
A. Fisikasi Skripsi
1. Jenis dan Ukuran Kertas
(Mengacu pada buku petunjuk teknis pemrograman skripsi Fakultas Dakwah tahun 2010)
2. Jenis Huruf dan Ukuran Huruf
(Mengacu pada buku petunjuk teknis pemrograman skripsi Fakultas Dakwah tahun 2010)
3. Batasan Halaman Skripsi
Untuk jumlah halaman skripsi yang harus dipenuhi paling sedikit (minimal) 80 halaman, dengan pembagian sebagai berikut :
SKRIPSI PENELITIAN KUANTITATIF | ||
BAB | Jumlah Minimal Halaman | Prosentase |
I | 8 halaman | 10 % |
II | 22 halaman | 27 % |
III | 10 halaman | 13 % |
IV | 36 halaman | 45 % |
V | 4 halaman | 5 % |
Jumlah | 80 halaman | 100 % |
SKRIPSI PENELITIAN KUALITATIF | ||
BAB | Jumlah Minimal Halaman | Prosentase |
I | 8 halaman | 10 % |
II | 20 halaman | 25 % |
III | 10 halaman | 12 % |
IV | 38 halaman | 48 % |
V | 4 halaman | 5 % |
Jumlah | 80 halaman | 100 % |
SKRIPSI PENELITIAN PUSTAKA | ||
BAB | Jumlah Minimal Halaman | Prosentase |
I | 12 halaman | 15 % |
II | 20 halaman | 25 % |
III | 22 halaman | 27 % |
IV | 22 halaman | 28 % |
V | 4 halaman | 5 % |
Jumlah | 80 halaman | 100 % |
4. Spasi
(Mengacu pada buku petunjuk teknis pemrograman skripsi fakultas Dakwah tahun 2010)
5. Warna cover
Untuk matriks, tidak perlu diberi sampul, cukup distaples saja.
Untuk proposal, diberi cover mika plastik warna merah di bagian depan dan cover buffalo warna merah juga di bagian belakang.
Untuk skripsi, menggunakan warna coklat muda.
B. Teknik Pendukung Penulisan Skripsi
Ada 5 (lima) hal yang perlu diperhatikan dalam teknis penulisan skripsi, yaitu (1) sistematika bab dan subbab, (2) kutipan, (3) catatan kaki, (4) daftar pustaka (5) transliterasi
1. Sistematika Bab dan Subbab
Sistematika penulisan bab, subbab dan sub-subbab yang digunakan berikut ini. Peringkat pertama, kata bab ditulis dengan huruf kapital dan diikuti angka romawi besar sesuai dengan urutan bab diketik pada bagian tengah atas tanpa titik dan garis bawah. Peringkat kedua, ditandai dengan huruf kapital, misalnya A,B,C dan seterusnya, diakhiri tanda titik. Peringkat ketiga, ditandai dengan angka arab, misalnya 1,2,3 dan seterusnya, diakhiri dengan titik. Peringkat keempat, ditandai dengan huruf kecil, misalnya a, b, c dan seterusnya, diakhiri titik. Jika masih terdapat sub subbab lagi, maka digunakan angka arab yang diakhiri kurung tutup ( ). Berkenaan dengan itu, semua kata dan sub bab mulai peringkat kedua hingga peringkat kelima diawali dengan huruf kapital.
Contoh :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
4. dst
a. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
b. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
c. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
d. dst
1) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
4) dst
(a) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(b) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(c) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(d) dst
(1) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(2) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(3) xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(4) dst
2. Kutipan
Kutipan yang digunakan terdiri atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah kutipan yang berupa teks asli dari sumber rujukan tanpa ada tanda perubahan. Dalam penerapannya, untuk memastikan keakuratan terjemahan dengan teks asli, kutipan langsung dari sumber rujukan harus ditulis aslinya. Berdasarkan sumbernya, maka penulisan kutipan dapat dibagi sebagai berikut :
a. Kutipan Langsung kurang dari 40 kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata, ditulis di antara tanda kutip (“…..“) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti oleh nama penulis, dengan jarak antar baris 2 (dua) spasi.
Contoh :
Menurut Dowling dan Welch, “target utama dari konsep development adalah untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam kaitannya dengan beberapa posisi SDM di masa depan yang biasanya dikaitkan dengan keterampilan manajerial”1
1 Dowling dan Welch. 2004. International Human Resource Management: Managing People in a Multinational Context. (London: Thompson Learning,), hal. 14.
b. Kutipan Langsung 40 Kata atau Lebih 5 Baris
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih dari 5 baris ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1.2 cm dari garis tepi sebelah kiri atau 7 ketukan (space bar)dari sisi kiri, dan diketik dengan spasi tunggal, dengan ukuran huruf 12 font.
Contoh :
Dalam mengkaji problema yang terkait dengan beban kerja antara pekerja full-time dengan part-time, Zeytinoglu berpendapat bahwa :
““Some people have been working [in X workplace] for 14-15 years full-time [hours], and some of them even working close to 40 hours a week at a part-time wage. And that again causes a lot of stress, I think, and anxiety within them, because they see everybody else doing the same job they’re doing for triple the pay that they’re getting, and yet they’re not being considered for being hired [for full-time permanent positions]”2
2 Zeytinoglu, W. Lillevik, Seaton dan J. Moruz. 2004. “Part-Time and Casual Work in Retail Trade: Stress and other Factors Affecting the Workplace.” Industrial Relations, Vol. 59, Issue 3, hal. 529.
c. Kutipan Langsung yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang baik pada awal, tengah atau akhir kata, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik (…), untuk beberapa kalimat yang dibuang baik pada awal, tengah atau akhir kalimat, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik (….),
Contoh : Kata yang dibuang
“... Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembinaan di masyarakat … diharapkan harus memperhatikan kondisi setempat”3
Contoh : Kalimat yang dibuang
“Gangguan yang berhubungan dengan saluran mungkin ada…. Tetapi tidak demikian dengan gangguan semantic atau psikologis....”4
3 Abdul Hakim Haekal, 2003. Metode Pemberdayaan Masyarakat. Surabaya, Usaha Abadi, hal. 54.
4 Nurudin. 2002. Komunikasi Massa. Malang, Cespur Press, hal. 107.
d. Kutipan Langsung yang Berbentuk Prosa
Kutipan yang berbentuk prosa yang panjangnya tidak lebih dari lima baris dimasukkan sebagai bagian dari teks karya tulis dan dituliskan di antara tanda petik rangkap (“…”). Bila macam tulisan yang dikutip berbeda dengan macam tulisan teks (latin dengan arab atau sebaliknya), maka dipisahkan dari teks dan diketik sedemikian rupa sehingga tidak melanggar norma penulisan ilmiah dan estetika.
e. Kutipan Langsung yang Berbentuk Puisi
Yang dimaksud puisi di sini adalah termasuk “kata-kata mutiara”. Kutipan yang berbentuk puisi yang terdiri dari satu baris dimasukkan sebagai bagian dari teks karya tulis dan dituliskan di antara tanda petik rangkap (“….”).
Puisi yang terdiri dari dua baris atau lebih dipisahkan penulisannya dari teks karya tulis, tanpa tanda petik rangkap sebelum dan sesudahnya.
Contoh :
Jadilah orang yang murni dari semua sifat diri
Bahwa kamu bisa melihat intisari dirimu yang sangat berkilauan
Betul, Lihatlah ke dalam hatimu, sebuah pengetahuan nabi
Dengan tanpa buku, tanpa guru privat, dan tanpa pendidik 3
3 Dikutip dalam Reynold A. Nicholson. 2002. The Mystics of Islam. Bloomington, World Wisdom Inc, hal. 50.
f. Kutipan Langsung dari Ayat al-Qur’an atau al-Hadith
Kutipan ayat-ayat al-Qur’an dan al-Hadith dituliskan dengan huruf Arab, sebagaimana aslinya. Caranya sama dengan yang tersebut pada kutipan bentuk prosa. Khusus mengenai kutipan ayat-ayat al-Qur’an perlu disebutkan nama surat serta nomor ayat yang dikutip pada akhir kutipan. Untuk yang tersebut akhir ini, nama dan nomor ayat dituliskan dengan dilengkapi dengan sanad dan rawinya.
Contoh : Kutipan yang berasal dari ayat al-Qur’an
Tidak bisa dipungkiri, perencanaan adalah sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan kita sebagai pelaku organisasi. Dalam alQuran sendiri pun, Tuhan berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 1
1 al-Qur’an, Al-Hasyr : 18
Contoh : Kutipan yang berasal dari al-Hadith
Kutipan hadits sama halnya dengan mengutip ayat alQur’an. Hanya saja, untuk hadith harus ditulis siapa rawi dan dari kitab mana hadith itu diambil.
Menulis ayat alQuran dan hadith tidak harus menggunakan bahasa Arab dan kemudian ditulis terjemahannya. Cara lain untuk mengutip keduanya bisa juga dengan menggabungkan terjemahannya ke dalam paragraph, sebagaimana contoh berikut:
Perenungan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan —termasuk filsafat di dalamnya— ialah salah satu pemberi inspirasi kuat untuk mengenal Tuhan secara lebih dekat. Di dalam sebuah hadíth Qudsí, Allah berfirman, “Aku adalah sebagaimana perkiraan hamba-Ku terhadap-Ku.”4 Jadi, ada yang memperkirakan bahwa Allah itu cukup didekati dengan tasawuf yang sederhana saja, tanpa mengusung konsep filsafat yang rumit; tapi ada juga yang berpandangan sebaliknya.
4 Lihat riwayatnya dalam Abú ‘Abd Allah Muhammad bin Ismá’íl bin Ibráhím bin Mughírah al-Bukhárí, 1981. Sahíh al-Bukhárí, juz. IX, Beirut, Dár al-Fikr, hal. 147-148.
g. Kutipan Tidak Langsung
Adalah kutipan yang berisi isi pokok pikiran dari sumber rujukan yang ditulis dengan bahasa pengutip. Jika sumber kutipan ditulis dalam bahasa asing (Inggris, Arab, Jerman, dll), maka kutipan tidak langsung dapat ditulis dengan bahasa Indonesia. Akan tetapi kutipan itu ditulis dengan cara (1) diintegrasikan dalam teks tanpa diapit tanda petik, (2) jarak spasi ganda sehingga tampak seolah-olah bukan kutipan.
Contoh :
Berbahasa dan bernalar merupakan dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan. Berkenaan dengan itu, ketika seseorang berbahasa, ia sesungguhnya sedang mengaktualisasikan hasil proses bernalar. Oleh karena itu, ketidakjelasan pesan yang disampaikan seseorang melalui bahasa dapat disebabkan oleh ketidakteraturan proses penalaran.4 Dengan demikian, pemberdayaan potensi dasar seseorang perlu diarahkan.
4 Jos Daniel Parera, 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat, Jakarta, Penerbit Erlangga, hal. 129.
3. Catatan Kaki
Catatan kaki merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menandai identitas sumber rujukan. Bentuk penandaan ini digunakan agar pembaca dapat mengetahui identitas sumber rujukan secara langsung pada halaman tempat kutipan berada. Oleh karena itulah, dalam penulisannya catatan kaki dipisahkan dari teks sebelumnya dengan jarak dua spasi. Pemisahan itu dilakukan dengan cara mencantumkan garis sepanjang 14 spasi dari margin kiri. Antara catatan kaki dan jarak catatan kaki pertama terdapat garis pemisah berjarak 1 spasi.
Pengetikan angka arab satu dalam catatan kaki pertama dimulai dan ditulis sejajar dengan margin kiri. Begitu pula dengan bagian selanjutnya.
Untuk jurusan Manajemen Dakwah, skripsi ditulis dengan menggunakan model pengembangan dari ‘Harvard’ Author-Date Referencing style; yakni dengan penekanan pada nama pengarang dahulu, kemudian tahun penerbitan, dan begitu seterusnya sesuai dengan jenis pustaka yang dikutip. Untuk penulisan nama pengarang, semua nama panjang pengarang (maksimal tiga kata) harus ditulis semua. Kalau lebih dari tiga kata, maka sebagian nama pengarang bisa disingkat. Nama depan ditulis lebih dahulu, tidak perlu dibalik sepertihalnya daftar pustaka.
Satu hal yang perlu diketahui, penulisan angka pada catatan kaki harus terus hingga akhir penulisan, sehingga tidak setiap bab, angka catatan kaki berganti angka 1, melainkan terus melanjutkan angka catatan kaki dari bab sebelumnya.
Berikut ini pedoman teknis penulisan catatan kaki:
a. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari buku (satu pengarang)
Contoh :
1 Robert Louis Flood, 2001, Rethinking the fifth discipline: learning within the unknowable, Routledge, London. hal. 45.
2 Ratih Huriyati, 2008, Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen, Alfabeta, Bandung, hal. 67.
b. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari buku (dua pengarang atau lebih)
Contoh :
3 Monle Lee dan Carla Johnson, 2007, Prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif global, terj. Haris Munandar, Kencana, Jakarta, hal. 55.
c. Catatan Kaki yang rujukannya diambil dari buku editorial yang berisi kumpulan artikel
Contoh :
1 Zairi (ed.) 1999, Best practice: process innovation management, Butterworth-Heinemann, Oxford, hal. 23.
d. Catatan Kaki yang rujukannya diambil dari sebuah tulisan, artikel atau chapter yang bersumber dari buku editorial. Jika editornya satu orang, maka cukup menggunakan singkatan (ed). Jika editornya lebih dari satu, maka menggunakan singkatan (eds).
Contoh :
1 Dennis Briscoe, 2008, "Talent management and the global learning organization" dalam Vlad Vaiman dan Charles M. Vance (ed.) Smart talent management: building knowledge assets for competitive advantage, Edward Elgar Publishing Limited, UK, hal. 202.
2 Liz Jones dan Bridget Somekh, “Observation.” dalam Bridget Somekh dan Cathy Lewin (ed.) 2005 Research methods in the social sciences, SAGE Publications, London, hal. 138-145.
e. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari buku dengan corporate author, yakni pengarang sekaligus sebagai penerbit bukunya
Contoh :
1 International Development Research Centre (IDRC) 1998, Biodiversity, equity and the environment: a review of research for development, IDRC, Ottawa, hal. 34-39.
f. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari ‘buku online’ dengan corporate author, yakni pengarang sekaligus sebagai penerbit bukunya
Contoh :
1 Institute of Medicine (US) 2006, Organ donation: opportunities for action, The Online Books Page, viewed 11 June 2007, http://onlinebooks.library.upenn.edu/new.html.
g. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari laporan komisi dengan corporate author sebagai pengarangnya.
Contoh :
1 CHL Consulting Co. Ltd., 2003 (unpub.), ‘A tourism development strategy for North Tipperary’ [Draft report], commissioned by North Tipperary County Council et al., October, pp. 1-63.
h. Catatan kaki yang rujukannya diambil dari jurnal ilmiah
Contoh :
2 Su Mi Dahlgaard-Park, 2006, "Learning from east to west dan west to east," The TQM Magazine, vol. 18, no. 3, hal. 217
3 Robert M. Fulmer & Philip A. Gibbs, 1998, "Lifelong learning at the corporate university," Career Development International, vol. 2, no.5, hal. 177.
4 E.C. Martins dan F. Terblanche, 2003, "Building organisational culture that stimulates creativity and innovation." European Journal of Innovation Management, vol. 6, no.1, hal. 70.
i. Catatan kaki dari rujukan internet berupa artikel dari jurnal (jurnal online)
Contoh :
1 Chumaidi, 2000, “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”, Jurnal Ilmu pendidikan, (online), jilid 5, no.4, diakses pada Januari 2000 dari http ://www.malang.ac.id
j. Catatan kaki yang rujukannya dari artikel dalam majalah dan koran
Contoh :
1 Suryadarma, 1990, “Processor dan Interface: Komunikasi Data,” Info Komputer, vol. IV, April, hal. 46-48
2 Muhammad Huda, 1991, “Menyiasati Krisis Multidimensional Bangsa”, Jawa Pos, 13 Nopember, hal. 6.
3 Waterford, 2007, ‘Bill of Rights gets it wrong’, Canberra Times, 30 May, hal. 11.
Jika rujukan dari koran atau majalah tersebut tidak ada penulisnya, maka cara penulisannya sebagai berikut :
3 Jawa Pos, 1995, Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, 22 April, hal. 3.
k. Catatan kaki dari karya terjemahan
Contoh :
5 Ary Jacod dan Razavieh, 1995, Pengantar Penelitian Pendidikan, terj. Arief Furchan, Usaha Nasional, Surabaya, hal. 167.
l. Catatan kaki dari rujukan Skripsi
Contoh :
5 Sri Mariyani, 2010. “Implementasi Etika Bisnis melalui Corporate Social Responsibility di PT. Djarum Surabaya”, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, hal. 56.
m. Catatan kaki dari rujukan makalah yang disajikan dalam seminar
Contoh :
5 Nurul Huda, 1991, Penulisan Laporan Penelitian Untuk Jurnal, Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP, Malang, 12 September.
n. Catatan kaki dari perkuliahan dosen yang tidak dipublish
Contoh :
5 Klein, 2005, Community participation, Lecture notes distributed in the course CD1206 Associated leadership, 12 Desember 2005, University of Canberra, ACT.
6 Bambang Subandi, 2011, Manajemen Masjid di Perkotaan, catatan perkuliahan di kelas matakuliah Manajemen Masjid, 02 maret 2011, Jurusan Manajemen Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
0. Catatan kaki dari rujukan internet berupa karya individual
Contoh :
1 Hotchcock dan Hall., A Survey of STM Online Journal, 1990-1995 ; The calm before the Storm, diakses pada tanggal 12 juni 1996 dari http ://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey. html
2 Aun Falestien Faletehan, 2010, Sudahkah SDM kita punya Daya Saing?, diakses pada tanggal 25 Desember 2010 dari http://www.sunan-ampel.ac.id/index.php?option=com_content&view =article&id=912%3Asudahkah-sdm-kita-punya-daya-saing&catid=45%3Akolom-p-rektor&lang=in
p. Catatan kaki dari rujukan internet berupa E-mail pribadi
Contoh :
1 Wayne Rooney, 2011 (rooney@gmail.com), Manajemen sport untuk dosen-dosen IAIN Surabaya. 1 Februari, E-mail kepada Abdur Rahman Chudlorie (chudlorie@sunan-ampel.ac.id)
Untuk kasus tertentu dalam penggunaan catatan kaki, jika sumber pustaka yang akan dikutip untuk kedua kalinya, maka kutipan yang kedua cukup ditulis nama pengarang, judul buku atau artikel (ditulis miring), dan halaman kutipan. Kalaupun judul bukunya panjang, maka bisa dihilangkan bagian akhirnya. Sebagai contoh:
1 E.C. Martins dan F. Terblanche, 2003, "Building organisational culture that stimulates creativity and innovation." European Journal of Innovation Management, vol. 6, no.1, hal. 70.
2 E.C. Martins dan F. Terblanche, Building organisational culture, hal. 73.
3 Robert M. Fulmer & Philip A. Gibbs, 1998, "Lifelong learning at the corporate university," Career Development International, vol. 2, no.5, hal.177.
4 M. Ahmad. 2003, Etika Bisnis Dalam Islam, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, hal. 24.
5 Su Mi Dahlgaard-Park, 2006, "Learning from east to west dan west to east," The TQM Magazine, vol. 18, no. 3, hal. 217.
6 E.C. Martins dan F. Terblanche, Building organisational culture, hal. 65.
4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka dicantumkan sebagai sumber referensi agar pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber rujukan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Dengan cara itu, pembaca yang ingin menyelidiki dan atau mengidentifikasi sumber rujukan aslinya dapat menggunakan daftar pustaka sebagai referensi langsung. Itulah sebabnya, sumber referensi yang tidak dikutip dalam karangan tidak boleh dicantumkan dalam daftar pustaka.
Di samping itu, penulisan daftar pustaka memiliki kriteria ini. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Nama penulis disusun menurut alfabet dan hanya ditulis nama keluarganya saja (nama belakang), sementara nama depan dan tengah cukup disingkat saja. Gelar akademik seseorang tidak boleh dicantumkan, meskipun gelar nama pengarang dicantumkan di buku secara lengkap. Masing-masing sumber pustaka ditulis dalam jarak satu spasi, sementara antar sumber pustaka ditulis dalam jarak 2 spasi. Baris kedua dan selanjutnya dari setiap sumber pustaka ditulis agak menjorok ke dalam sebanyak 7 ketukan.
Untuk jurusan Manajemen Dakwah, jumlah minimal daftar pustaka yang harus dicantumkan dalam bagian akhir skripsi adalah 25 pustaka. Dari jumlah minimal itu, mahasiswa wajib mencantumkan referensi yang berupa jurnal ilmiah, baik yang berasal dari internet (ejournals) atau bukan, minimal dua buah.
Selain itu, daftas pustaka skripsi ditulis dengan menggunakan model pengembangan dari ‘Harvard’ Author-Date Referencing style; yakni dengan penekanan pada nama pengarang dahulu (hanya nama belakang yang ditulis, sedangkan nama depan dan tengah cukup diambil inisialnya saja), kemudian tahun penerbitan, dan begitu seterusnya sesuai dengan jenis pustaka yang dikutip. Jika tidak ada nama pengarang, maka judul artikelnya yang ditulis lebih dahulu.
Penjelasan lebih lanjut bisa dilihat dalam bahasan berikut ini:
Contoh :
‘Internet pioneer to oversee network redesign’ 2007, Canberra Times, 28 Mei, hal. 15.
‘Mining interests persevere’ 2005, Perth Daily, 17 November, hal. 20.
Ahmad, M. 2003, Etika Bisnis Dalam Islam, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.
AM: news & current affairs, radio program, ABC Radio, Sydney, 23 April, podcast diakses pada 28 Mei 2007 dari http://abc.net.au/news/subscribe/amrss.sml.
Arifin, B. 1961, Mengenal Tuhan, PT Bina Ilmu, Surabaya.
Australian Principals Associations Professional Development Council (APAPDC), 2004, Learn: lead: succeed: a resource to support the building of leadership in Australian schools, APAPDC, Hindmarsh, SA.
CHL Consulting Co. Ltd. 2003 (unpub.), ‘A tourism development strategy for North Tipperary’ [Draft report], commissioned by North Tipperary County Council et al., October, hal. 1-63.
Chumaidi, 2000, “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”, Jurnal Ilmu pendidikan, (online), jilid 5, no.4, diakses pada Januari 2000 dari http ://www.malang.ac.id
Clark, E., 2003, ‘Enforcement, not shortage of laws, at the heart of spam’s virulent growth’, Canberra Times, 13 July, diakses pada 25 July 2003 dari http://www.canberratimes.com.au.
Cochrane, A., 2007, Understanding urban policy: a critical approach, Blackwell Publishing, Malden, MA.
Duffy, A, Deakin, V, Narkiewicz, E. & Wilson, K., 2001, Guide to writing in biomedical sciences, University of Canberra, ACT.
Faletehan, A.F., 2010, Performance Management in Australia and Indonesia, VDM Verlag Dr. Muller, Germany.
Flood, R.L., 2001, Rethinking The Fifth Discipline: Learning within the unknowable, Routledge, London.
Hundy, R & Cameron, S., 2004, ‘Risk factors for sporadic human infection’, Journal of Communicable Diseases Australia, vol. 28, no. 1, diakses pada 2 Desember 2005 dari http://pandora.nla.gov.au/pan/10754/20040610/www.cda.gov.au/ pubs/cdi/cdicur.htm.
Huriyati, R., 2008, Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen, Alfabeta, Bandung.
Institute of Medicine (US) 2006, Organ donation: opportunities for action, The Online Books Page, diakses pada 11 Juni 2007 dari http://onlinebooks.library.upenn.edu/new.html.
International Development Research Centre (IDRC) 1998, Biodiversity, equity and the environment: a review of research for development, IDRC, Ottawa.
Klein, S., 2005, Community participation, Lecture notes distributed in the course CD1206 Associated leadership, 12 Desember 2005, University of Canberra, ACT.
Littlejohn, SW & Foss, KA., 2005, Theories of human communication, 8th edn, Thomas Wadsworth, Southbank, Vic.
Martins, EC. dan Terblanche, F. 2003. "Building organisational culture that stimulates creativity and innovation." European Journal of Innovation Management, vol. 6, no. 1, hal. 64-74.
Richards, KC., 1997, ‘Views on globalization’, in HL Vivaldi (ed.), Australia in a global world, Century, North Ryde, NSW.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Waterford, J., 2007, ‘Bill of Rights gets it wrong’, Canberra Times, 30 May, p. 11.
Widdowson, D, Holloway, S & Murray, A., 2007, 006341 Customs management theory & practice 2: study guide, Centre for Customs & Excise Studies, University of Canberra, ACT.
Zairi, M (ed.) 1999, Best practice: process innovation management, Butterworth-Heinemann, Oxford.
5. Transliterasi
Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalihhurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin disini ialah penyalinan huruf-hurufarab dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya
Ada beberapa prinsip yang harus diketahui dalam transliterasi, yaitu
A. Sejalan dengan Ejaan Yang disempurnakan
B. Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf latin dicarikan padanan dengan cara memberi tambahan tanda diakritik dengan dasar“ satu fonem satu lambang”
C. Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Rumusan singkat penulisan transliterasi, sebagai berikut
Arab Indonesia | Arab Indonesia | Arab Indonesia | ||||||||||||||
ﺀ | = | ‘ | ﺲ | = | s | ﻞ | = | l | ||||||||
ﺐ | = | b | ﺶ | = | sy | ﻢ | = | m | ||||||||
ﺖ | = | t | ﺺ | = | sh | ﻦ | = | n | ||||||||
ﺚ | = | ts | ﺾ | = |
| ﻮ | = | w | ||||||||
ﺝ | = | j | ﻂ | = | th | ﻩ | = | h | ||||||||
ﺡ | = |
| ﻆ | = | ż | ﻱ | = | y | ||||||||
ﺥ | = | kh | ﻉ | = | ‘ | |||||||||||
ﺪ | = | d | ﻍ | = | gh | |||||||||||
ﺫ | = | dh | ﻒ | = | f | |||||||||||
ﺮ | = | r | ﻖ | = | q | |||||||||||
ﺯ | = | z | ﻚ | = | k | |||||||||||
Bunyi Madd | ā | ﺍ | Bunyi Diftong | ay | ﺃﻱ | |||||||||||
ī | ﺇﻱ | aw | ﻮﺃ | |||||||||||||
ū | ﻮﺃ | |||||||||||||||
Contoh
Huruf Arab | Trasliterasi latin |
الحمد لله رب العالمين | Al-hamd li al-Allah rabb al-'ālamīn |
هول | Haula |
روضة الاطفال | Raudah al-athfāl |
المدينة المنورة | Al-Madīnah al-Munawwarah |
فعل | Fa’ala |
Lampiran 1 : Contoh Matriks Proposal Skripsi Manajemen Dakwah
FORMULIR USULAN SKRIPSI JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Ide penelitian ini berawal dari hasil pengamatan saya melalui media ataupun cerita teman-teman tentang perkembangan kampus UIN Malang yang maju begitu pesat. Profil UIN Malang sejauh ini bisa dikatakan sebagai model kampus yang penuh dengan perubahan. Berawal dari sebuah Fakultas Tarbiyah, cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya yang berdiri pada 1961, lembaga ini kemudian beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang pada pertengahan 1997. Tidak cukup sampai di situ, nama Universitas Islam Indonesia-Sudan (UIIS) sempat pula dipakai sebagai implementasi kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Sudan pada tahun 2002; sebelum akhirnya mentransformasi status kelembagaannya menjadi universitas pada tahun 2008 dengan sebutan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang.
Di sisi lain, saya juga rutin membaca ide-ide baru dalam area manajemen. salah satunya, kampanye ‘learning society’ telah menjadi topik utama bagi dunia manajemen di masa postmodernisme-nya. Menurut teori jarum jam era manajemen Su Mi Dahlgaard-Park, akhir abad ke-20 adalah saatnya fokus pada kualitas hidup, hyper competition, dan gempuran elektronik; yang pada akhirnya memaksa semua organisasi harus ‘belajar cepat’, tidak cukup hanya belajar. Gagasan learning organisation (organisasi pembelajar) hanyalah secuplik dari wacana-wacana besar lain yang menjadi diskusi rutin pakar manajemen abad ini. Kebutuhan untuk mendorong semua organisasi agar menjadi learning organisation sepertinya menjadi hal yang wajib untuk eksistensi diri. Dunia pendidikan, terlebih lagi, merupakan concern utama yang tidak boleh dikesampingkan. UIN Maliki Malang barangkali bisa dijadikan sampel kajian.
Faktor intensitas perubahan memang menjadi salah satu ciri khas learning organisation. Namun tidak hanya perubahan nama saja yang menjadi alasan utama pemilihan UIN Malang sebagai obyek penelitian. Model interaksi akademik, cara pengembangan keilmuan, pola penguatan SDM, kebiasaan melakukan riset di kalangan dosen, suasana pembelajaran yang kondusif, networking dengan pihak luar, gaya kepemimpinan transaksional-transformatif, dsb; adalah bagian budaya organisasi UIN yang kemudian menarik perhatian untuk dianalisa lebih dalam. Inilah yang menjadi alasan mendasar untuk melakukan penelitian dengan fokus identifikasi atas profil UIN; apakah kampus rising star ini bisa disebut learning organisation dalam kaitannya dengan manajemen budaya korporasi. Menjadi ‘organisasi pembelajar’ bukanlah sesuatu yang mudah karena menyangkut systemic thinking organisasi; dan pengelolaan budaya organisasi yang komprehensif menjadi salah satu akar strategis untuk mencapainya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah UIN Maliki Malang bisa dikategorikan sebagai Learning Organisation?
2. Bagaimanakah manajemen budaya organisasi yang diterapkan di UIN Maliki Malang?
1) Apakah manajemen budaya organisasi yang diterapkan bisa atau telah mendorong UIN Maliki Malang untuk bisa menjadi Learning Organisation?
C. JUDUL PENELITIAN
Menjadi Learning Organisation melalui Manajemen Budaya Korporasi (Studi Etnografi tentang Organisational Learning di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
D. METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif. Jenis yang dipakai adalah penelitian etnografi. Teknik penggalian data yang akan dipakai adalah observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan untuk teknik analisa data, peneliti menggunakan ‘model analisa template’ (Template Analysis Model).
E. HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN REFERENSI TERKAIT
Ng Poh Yen melakukan riset tentang learning organisation terhadap kampus-kampus swasta di Malaysia dengan judul “Learning Organization Dimensions on Knowledge Sharing: A study of Faculty Members in the Private Universities in Malaysia”. Studi yang dikerjakan Yen pada tahun 2009 ini bertujuan untuk menggali proses knowledge sharing di sejumlah universitas. Selain itu, riset tersebut juga menguraikan sejauh mana skill kepemimpinan dan budaya organisasi dapat dijadikan sebagai motivator utama dalam membangun learning organisation.
Hal yang membedakan riset Yen dengan penelitian ini adalah bahwa Yen tidak berusaha untuk mengidentifikasi apakah kampus tersebut layak disebut learning organisation atau tidak. Yen hanya menganalisa proses diseminasi pengetahuan dan kekokohan budaya organisasi sebagai penopang organisational learning. Dengan melihat titik perbedaan itulah, maka menjadi wajar bilamana penelitian ini menggunakan metode etnografi sebagaimana yang nanti dijelaskan dalam sub-bab metode penelitian mengingat salah satu tujuan riset ini adalah mengidentifikasi apakah UIN Malang layak disebut learning organisation.
Di antara referensi yang nanti saya pakai adalah;
1) Bernard Burnes, dkk (2003). "Organisational learning: the new management paradigm?" Management Decision, 41 (5), hal.452-464.
2) David A. Garvin, Amy C. Edmondson dan Fransesca Gino (2008). "Is yours a learning organization?" Harvard Business Review, hal. 109-116.
3) E.C. Martins dan F. Terblanche (2003). "Building organisational culture that stimulates creativity and innovation." European Journal of Innovation Management, vol. 6 (1), hal. 64-74.
4) Minneh Kaliprasad (2006). "The human Factor II: creating a high performance culture in an organization." Cost Engineering, vol. 48 (6), hal. 27-34.
5) Paul Brewerton dan Lynne Millward (2001). Organizational Research Methods. London: SAGE Publications.
6) Poh Yen, Ng (2009). Learning Organization Dimensions on Knowledge Sharing: A study of Faculty Members in the Private Universities in Malaysia. Diunduh dari http://academic-papers.org/ocs2/session/Papers/B8/1113-2212-1-DR.doc.
7) Su Mi Dahlgaard-Park (2006) "Learning from east to west dan west to east," The TQM Magazine, vol. 18, no. 3, hal. 216-237.
Surabaya, __________________
Ketua Jurusan MD, Pemohon
Drs. Abd. Rahman Chudlori, MM __________________
NIP. 195111041980031001 NIM.
Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Penanggung Jawab : Drs. Abd. Rahman Chudlori, MM
(Ketua Jurusan Manajemen Dakwah)
Ketua : Aun Falestien Faletehan, MHRM
Anggota : Ahmad Khairul Hakim, M.Si
Samsul Anam, MM
Ir. Muhamad Ahsan, MM
1 komentar:
The casino and sportsbook at Harrah's Philadelphia
The casino and 과천 출장마사지 sportsbook at Harrah's Philadelphia 김천 출장안마 on the boardwalk and in the stands at the casino floor, and in the stands the 부천 출장샵 casino and 의정부 출장샵 casino 서산 출장샵
Posting Komentar